Mohon tunggu...
Eny Choi
Eny Choi Mohon Tunggu... Relawan - Ganbatte Bushido

Social Worker, Community Development

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bimtek Keluarga Kawal Karakter Anak

14 Juli 2022   21:38 Diperbarui: 14 Juli 2022   22:03 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Peserta Bimtek (pribadi)


Bimtek Keluarga Kawal Karakter Anak

Atas prakarsa Dinas Sosial Bidang Dayasos Kabupaten Jombang mengadakan kegiatan edukasi parenting pada orang tua. Karena keluarga sangat penting dalam membentuk masa depan bangsa dan negara ini. Pendidikan atau madrasah awal adalah dari keluarga. Maka menyiapkan orang tua yang smart dalam mengawal pendidikan karakter di rumah sangat penting.

Program ini secara rutin dilakukan dari sejak tahun 2021. Kalau dulu sinergi dengan pendamping PKH dan langsung masuk di pertemuan kelompok Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) yang rutin dilaksanakan oleh pendamping setiap sebulan sekali. 

Namun untuk tahun 2022 ini kegiatan bimtek edukasi dilaksakan secara bergilir di beberapa titik di desa-desa yang dipusatkan di balaidesa. Seperti hari ini, Kamis (14/7/2022) kegiatan bertajuk Bimbingan Teknis Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial.

Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Anak Menurut Persepektif Hukum dan Psikologis di Desa Dapurkejambon Tahun 2022 diadakan di kantor balaidesa Dapurkejambon Kecamatan Jombang. Mulai pukul 09.00 wib sampai pukul 11.30 wib. Peserta sebanyak 40 orang datang dengan sangat antusias. Bahkan ada yang diwakili suaminya. 

Tanpa batasan gender menjadi sebuah progres bagi masyarakat. Bahwa pendidikan anak tidak hanya diserahkan kaum wanita (ibu) tapi suami (bapak) juga wajib turut serta dalam pembentukan keluarga yang ideal.

Kabid Dayasos, Mohammad Taufiq,SH,M.Si membuka acara dan dilanjut sambutan Kepala Desa Dapurkejambon memberikan ucapan terimakasih dan sangat senang sekali dengan diadakannya kegiatan ini. Kemudian Pemateri ibu Uswatun Hasanah,S.Psi.,M.Psi psikolog dari Layanan Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) memberikan materi parenting tentang Pola Asuh Anak.

LK3 Dinsos sebagai pemberi layanan dari Dinas Sosial untuk semua permasalahan yang ada dalam keluarga. Menjadi tugasnya untuk edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya keluarga. Tujuannya adalah dengan pola asuh yang baik akan melahirkan anak-anak generasi dengan kualitas terbaik. 

Diharapkan dengan edukasi materi pola asuh anak yang baik maka akan ada peningkatan kualitas pengasuhan dan pendidikan anak dari keluarga.
Disampaikan oleh ibu Uswatun bahwa sangat penting untuk menjadi orangtua yang baik. 

Semakin hari banyak anak-anak yang dimanjakan oleh orangtua. Artinya orangtua banyak yang selalu menjadi tameng dan pelindung anak. Sehingga kemampuan survive anak menjadi lemah. Harus dibedakan menjadi orangtua yang keras dan tegas. 

Tegas adalah performa dengan nada bicara yang datar tapi konsisten. Misal membolehkan anak main hp hanya dua jam . Maka meski anak merengek maka orangtua tetap dengan nada datar konsisten dengan aturan yang sudah disepakati. 

Ketika orangtua sudah mendelik (red-mata melotot) suara meninggi mengomel serta mencubit. Tepat ketika anak marah ibunya marah maka akan semakin tidak bisa diterima anak. Sulit menjaga emosi, namun semua tetap harus belajar.

Berbagai contoh disampaikan oleh ibu Uswatun Hasanah banyak kasus anak yang mendendam karena sikap orangtua yang salah asuhan menjadikan anak yang sering berhadapan dengan hukum. Hal ini perlu menjadi perhatian supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Seperti anak yang kurang maksimal dalam mengetahui konsep diri dengan baik. Atau lebih tragisnya menjadi anak yang berhadapan dengan hukum. Beberapa hal yang menjadi perhatian orangtua supaya menjadi orangtua yang baik .

12 Gaya bicara yang melemahkan mental anak

1. Memerintah

Seringkali orangtua ketika menyuruh anaknya dengan gaya memerintah membuat anak menjadi keras hati. Kurang kelemahlembutan, ketika meminta tolong pada orang lain. 75% permorfa  dibentuk oleh lingkungan, pola asuh-teman yang berinteraksi dengan anak. Harus tahu teman anak supaya bisa kontrol bagaimana anak dan lingkungannya. 25% Karena diturunkan, misal kaku.

2. Menyalahkan

Pakai bahasa dengan berbicara lemah lembut dan layaknya diskusi. Tidak harus banyak mencecar dengan banyak menyalahkan tanpa mendengar pendapat anak terlebih dahulu.

3. Meremehkan

Ketika anak berbuat salah atau benar orangtua kurang bisa memberikan pujian ataupun hanya sekedar mendengarkan keluh kesah anak. Karena meremehkan urusan anak yang dikira kurang penting akan menyakiti anak secara tidak langsung.

4. Membandingkan

Tidak sadar seringkali orangtua membandingkan anak yang satu dengan yang lainnya. Hal ini membuat anak menjadi tidak percaya diri dan menjadi mental anak jatuh

5. Mencap/Label

Memberikan cap/ label pada anak membuat anak berpikir bahwa dia seperti yang dicap oleh ornagtua. Iya kalau cap label baik. Tapi seringkali cap yang diberikan adalah cap negatif. Seperti bodoh, nakal, jelek dan sebagainya.

6. Mengancam

Memberikan ancaman untuk anak patuh pada aturan. Ini akan berakibat perilaku anak jauh dari kesadaran. Harusnya apa yang dilakukan anak untuk berbuat baik, disiplin harusnya karena kesadaran bukan karena takut ancaman orangtua.

7. Menasehati tidak pada tempatnya

Ketika anak berbuat salah tidak serta merta orangtua mencecar dengan segala penghakiman. Tapi tunggu waktu yang tepat untuk mengajak bicara anak dan diskusi dengan kepala dingin.

8. Membohongi

Upaya menghibur anak dan melindungi anak. Misalkan anak jatuh yang disalahkan adalah benda yang membuat anak jatuh. Hal ini artinya membohongi dan menghibur anak dengan cara yang kurang baik harusnya sampaikan dan evaluasi diri supaya lebih berhati-hati.

9. Menghibur

Seperti pada item membohongi terkadang demi anak tidak menangis menghibur dengan kata dan kalimat yang justru menjerumuskan.

10. Mengkritik

Tidak seharusnya salah benar yang dilakukan anak dikritik dengan cara yang kurang tepat. Kritik yang diperbolehkan kritik yang membangun. Tetap cara komunikasi yang baik dan layaknya memperlakukan anak sesuai usianya.

11. Menyindir

Akan lebih baik ketika kurang setuju atau tidak suka dengan hal yang dilakukan anak orangtua tidak perlu menyindir. Akan lebih baik jika diajak berbicara dengan duduk bersama saling menatap mata dan menyentuh.

12. Menganalisa di situasi yang tidak tepat

Pada intinya hal yang terbaik ujung tombaknya adalah cara berinteraksi dan komunikasi yang baik dengan anak.

Banyak pertanyaan muncul di kalangan peserta. Mereka sangat antusias dalam mengikuti materi. Kalau saja tidak dibatasi waktunya pasti akan masih panjang deretan pertanyaan yang disampaikan oleh peserta. 

Ada yang bertanya bagaimana seorang nenek masuk dalam urusan rumah tangga anaknya, karena melihat cucunya sudah tidak bisa lepas dari hp. Kemudian ada yang bertanya juga tentang rekom dan rujukan bagi anak yang berkebutuhan khusus, serta berbagai macam masalah pola pengasuhan anak.

Besar harapan bahwa materi ini akan dipraktekkan di rumah. Karena sukses keluarga ada di tangan ibu yang melaksanakan pola asuh yang baik pada anak. Mengantarkan anak pada pintu gerbang kesuksesan. Sukses anak adalah sukses keluarga.

Bimtek ditutup dengan ice breaking yang dipimpin Peksos mbak Eny menambah suasana menjadi lebih heboh dan membawa sejuta semangat untuk peserta.
Salam Charity

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun