Sejak berita viral mengenai ibu dari lima anak terlantar karena ibunya reaktif covid 19 semua menjadi ingin tahu hal yang sebenarnya. Di dalam berita dinyatakan bahwa mereka tidak mendapatkan bantuan sama sekali dari pihak desa. Tidak ada perhatian dari pemerintah desa. Lima anak yang sulung diantaranya masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Yang terakhir masih berusia dua tahun.
Ketika berita merebak belum sampai viral Peksos Supervisor sudah mengidentifikasi melalui pendamping PKH dan TKSK. Berdasarkan info dari perangkat desa, keluarga tersebut Zul Fadli Mursidah adalah keluarga mampu jadi jelas tidak ada dalam DTKS.Â
Sedangkan setiap bantuan itu selalu didasarkan pada DTKS. Namun mereka mendapatkan bantuan dampak covid 19 dari APBD. Pihak desa melalui PKK sudah memberikan bantuan makanan untuk anak-anak pasien isolasi ruang indoor Kabupaten Jombang. Kemudian juga masuk dalam usulan bantuan dampak Covid19 dari Bupati Jombang sebesar satu juta rupiah.
Hari Rabu sebelumnya tanggal 15 Juli 2020 Bapak Wakil Bupati sempat berkunjung ke balai desa untuk mengetahui bagaimana pemerintah desa dalam melayani warganya. Dilanjutkan hari Minggu kemarin (19/7/2020) Bapak Kadinsos beserta pekerja sosial sakti Peksos, TKSK, serta perangkat desa Kepuhkembeng mendatangi lagi keluarga tersebut untuk melakukan pendampingan truama healing sekaligus verifikasi bansos yang diterima oleh keluarga pasien covid 19.Â
Hasil verifikasi detail sosial ekonomi ternyata sudah terakomodasi dengan baik. Sudah mendapatkan bantuan ekonomi dari pemerintah serta secara sosial adanya dukungan dari warga sekitar dan tidak ada penolakan dari warga.
Lanjutan trauma healing yang dilakukan bapak Kadinsos kemarin dilakukan secara berulang dengan team dukungan Psikososial  sekali lagi pada hari ini Senin (20/7/2020) pukul 13.00.Â
Tim ini terdiri dari Peksos Supervisor PKH, Sakti Peksos, dokter psikiater IDI, Psikolog LK3, pendamping PKH, TKSK, pihak Dinas Sosial dari bidangnya Resos Dra.Ec.Mu'jizatun Khoiriyah,M.Si yang diwakili Bapak Tri Suhartono,SH selaku kasi Resos Dinas Sosial Kabupaten Jombang. Tim sebelum berangkat berkoordinasi terlebih dahulu bersama Kabid Resos di ruangan beliau.Â
Mengidentifikasi keperluan dan situasi kondisi keluarga pasien. Informasi dari sakti Peksos yang sehari sebelumnya sudah mendatangi keluarga pasien bersama Bapak Kadinsos, Drs. Mochamad Saleh,M.Si. Persiapan untuk memberikan bantuan APE dari sekretariat PKSAI di Rumah Pelayanan Sosial tim berangkat menuju rumah keluarga pasien Covid19. Di lokasi rumah keluarga pasien sudah menunggu bidan desa dan perangkat desa.
Keadaan dan kondisi dari kelima anak pasien Covid19 jauh lebih baik. Secara kejiwaan juga tidak ada masalah. Hanya pada anak nomer dua yang menyatakan sedikit marah dan jengkel ketika pernah membeli jajan uang kembaliannya dilempar.Â
Pasca melakukan isolasi mandiri anak-anak melakukan aktivitas seperti biasanya. Kecenderungan memang mereka semua jarang keluar rumah kecuali hanya untuk membeli jajan atau ke warung WiFi sebentar sesuai kebutuhan karena sekolah sedang melaksanakan daring untuk aktivitas sekolah selama Pandemi belum hilang. Selainnya mereka bermain di belakang rumah juga olahraga mereka lakukan di belakang rumah dengan pantauan bibi listy, adik dari pasien Covid19.
Semua anak kelihatan ceria dan tidak ada masalah gangguan apapun. Dipastikan mereka hanya butuh perhatian. Dengan dukungan keluarga yang begitu kuat serta penerimaan yang baik dari warga sekitar bisa disampaikan kalau anak-anak keluarga pasien Covid19 ini dalam kondisi baik dan tidak terlantar.
Bibi mereka Listi Nur Khofifah sudah mengakui dan meminta maaf atas peristiwa viral kemarin. Tidak ada sedikitpun maksud untuk mencari sensasi. Semua sudah selesai dan berterima kasih pada semua pihak yang sudah datang dan memberikan suport motivasi pada keluarga kakaknya. Anak-anak juga lebih senang ketika didatangi dari tim dinas sosial artinya mereka sudah lepas dari anggapan bahwa mereka itu berbeda.Â
Mereka sudah aman dan bisa kembali hidup wajar dengan tetap melakukan protokol kesehatan. Rajin olahraga, mencuci tangan, minum vitamin dan tetap di rumah. Keluar rumah juga hanya sesuai kebutuhan.
Demikian semoga bisa menjadi perhatian dan evaluasi bersama. Bahwa dukungan utama adalah pihak keluarga. Seberat apapun hantaman cobaan kehidupan yang terpenting adalah bagaimana keluarga itu bersatu dalam menghadapi. Keluarga mempunyai fungsi sebagai media religi, sosialisasi,edukasi,afeksi,proteksi,rekreasi.Â
Kehidupan keseharian yang sudah dilalui memberikan pondasi yang kuat bagi seluruh anggota keluarga dalam menjalani kehidupan baik di masa sekarang serta masa depan.
Salam sehat
Salam charity
Peksos Supervisor PKH Jombang
Sri Indaryani,S.Sos.,M.PdI.,M.Sos
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H