Rima (23 tahun) tinggal di dusun Gondanglegi RT 01 RW 01 desa Gondangmanis Kecamatan Bandarkedungmulyo, bercerita awal mulai mendapat bantuan PKH tahun 2016. Saat itu, dengan modal pinjaman dari bank Rima dan suami memulai usaha toko yang menjual bahan-bahan pembuat roti. Setelah berjalan cukup lancar, musibah datang.Â
Sang suami Imam Syukur diketahui tengah terciduk menjual obat peledak atau bahan-bahan pembuat mercon. Alhasil suami harus berurusan dengan polisi dan mendekam di penjara selama kurang lebih 1 tahun lamanya. Saat itu, rima dan keluarga sangat terpukul. Mereka kehilangan tulang punggung keluarga dan membuat perekonomiannya semakin terpuruk. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dia hanya mengandalkan bantuan dari PKH.Â
Satu tahun berselang, sang suami akhirnya pulang dari penjara, keluarga Rima akhirnya bisa berkumpul lagi. Namun di sisi lain mereka harus memutar otak, bagaimana mengembalikan perekonomiannya yang sudah lama jatuh. Mereka ingin kembali membuka usaha, namun usaha tersebut harus berbeda dari yang lainnya. Akhirnya mereka memutuskan untuk menjual rempah-rempah dengan pertimbangan, bahwa Indonesia kaya akan rempah-rempah, dan rempah-rempah setiap saat akan selalu dibutuhkan untuk kebutuhan rumahtangga.
Setelah melakukan beberapa pengamatan ke pasar, akhirnya November 2018 Rima dan suami mantap merintis usaha agen rempah-rempah dengan modal pinjaman dari saudara dan menyisihkan sedikit uang dari PKH. Rempah-rempah yang dijual mulai dari merica, ketumbar, kayu manis, kapulaga, cengkeh, dll. Kelebihan rempah-rempah yang dijual Rima adalah harganya sangat murah namun kualitas barangnya sangat bagus karena langsung diambil dari petani.Â
Banyak penjual di pasar yang suka dengan produk rempah-rempah rima, dalam sekejap rima sudah banyak mendapatkan pelanggan tetap, sehingga jumlah produksinya harus ditambah lagi. Karena kewalahan, akhirnya Rima memanfaatkan tetangga sekitar untuk membantu mengemas rempah-rempah ke dalam plastik (rentengan) hingga memiliki tujuh karyawan. Beberapa KPM PKH setempat juga diberdayakan dalam proses pengemasan tersebut.Â
Elly Puspitasari, salah satu karyawan yang dipekerjakan dan merupakan KPM PKH dusun Gondanglegi Desa Gondangmanis mengaku sangat senang, karena di sela-sela aktifitasnya sebagai Ibu rumah tangga dan mengasuh anak, ia mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil mengemas rempah-rempah tersebut. Jika dihitung dalam seminggu bisa mendapatkan upah sebesar Rp. 200.000.
Beberapa bulan berjalan, usaha Rima telah berkembang dengan pesat. Dari untung yang didapat dari usaha tersebut, Rima dan suami mampu membangun toko sembako, membeli sepeda motor, sapi, dan balik modal. Dari semua perubahan yang terjadi, Rima dan keluarga sadar bahwa kehidupannya sudah layak, mereka yakin dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari serta mencukupi kebutuhan gizi balitanya tanpa bantuan dari PKH. Mereka sangat berterimakasih pada Kementrian sosial yang sedikit banyak telah berperan membantu mengubah perekonomiannya.
Dalam membantu proses graduasi mandiri, peran pendamping dalam penyampaian materi pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2) yang dilakukan oleh pendamping PKH Wahyu Riwayatin sangatlah penting. Melalui pertemuan kelompok P2K2, pendamping selalu memotivasi tentang pentingnya memulai sebuah usaha.Â
Melalui usaha KPM akan mengalami peningkatan dari segi ekonomi. Indeks bantuan PKH yang bertambah banyak di tahun 2019 ini harusnya semakin meringankan beban KPM. Hasil dari bekerja sehari-hari bisa ditabung dan disisihkan sedikit demi sedikit untuk dijadikan modal memulai usaha. Dari usaha itulah akan ada perputaran roda ekonomi yang sedikit demi mampu membantu KPM untuk menjadi mandiri secara ekonomi, dan menghantarkannya pada graduasi Mandiri.
Pada tanggal 11 April 2019, Â usai mengikuti pertemuan kelompok P2K2 sesi memulai Usaha, Rima dengan sadar menyatakan ingin mengundurkan diri dari kepesertaan PKH dengan alasan mampu mencukupi kebutuhan keluarganya secara mandiri seiring perkembangan usaha yang dimilikinya yakni menjual rempah-rempah dan membuka toko sembako telah berjalan dengan cukup baik. Rima dan Suami (Imam Syukur,35 th) memiliki seorang anak berusia 3 tahun.Â
Kondisi saat ini usahanya berkembang pesat hingga mampu mempekerjakan lebih dari 7 karyawan. Omset yang diperoleh sebanyak 150.000/hari. Dengan kondisi tersebut bu Rima dan pak Syukur merasa mampu mencukupi kebutuhan keluarga secara mandiri dan mengembalikan bantuan PKH dengan sukarela karena sadar masih banyak orang yang lebih membutuhkan darinya. Asal mau berusaha yakin nasib bisa berubah lebih baik. Begitu menurut pak Syukur, Graduasi Mandiri Sejahtera Kecamatan Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang.Â
Pekerja Sosial SPV Sri Indaryani,M.Sos
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H