Mohon tunggu...
Eny Rofiatul
Eny Rofiatul Mohon Tunggu... -

Writing by passion

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Catatan Seorang Kader Al Kahfi [#IndonesiaTanpaFitnah]

3 November 2013   10:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:39 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya punya pengalaman memilih, dari background keluarga NU, kemudian mengikuti kajian liqo di sekolah hingga awal kuliah, lalu memutuskan menyempurnakannya #IndonesiaTanpaFitnah

Perpindahan manhaj pun saya lakukan dengan pertimbangan, ternyata ada yang lebih baik: metodenya, obyektifnya, substansi materinya, dan etika-nya #IndonesiaTanpaFitnah

Dari kajian liqo di kampus, saya merasakan kekosongan makna, saat itulah kajian Al Kahfi yang saya ikuti menjawab kebingungan2 yang saya hadapi #IndonesiaTanpaFitnah

Jika dulu kebingunan selalu cukup terjawab dengan “mendekatlah kepada Allah SWT” “banyak2lah berdoa dan mengadu kepada Allah SWT” “dengarkanlah pemimpin” #IndonesiaTanpaFitnah

Di Al Kahfi, pertanyaan-pertanyaan yang lama sekali terpendam, mampu terjawab dengan bahasa yang saya pahami, yang bisa saya aplikasikan #IndonesiaTanpaFitnah

Saya pikir, kajian yang diadakan Al Kahfi jauh lebih baik, kurikulumnya, metodenya, substansinya, etikanya, etos kerjanya, dll #IndonesiaTanpaFitnah

Saat mendalami kajian Al Kahfi, saya pun memutuskan untuk mengurangi liqo, karena saya butuh pemahaman yang mendalam dan aktivitas bersama mentor2 Al Kahfi #IndonesiaTanpaFitnah

Namun saya sangat kaget. Di asrama,saya malah diopinikan sesat, ikut kajian JIL, NII&melakukan aktivitas2 yang jauh dari nilai islam #IndonesiaTanpaFitnah

Saya pun mengklarifikasikan hal tersebut ke teman liqo dan mengatakan, tuduhan mereka tidak benar #IndonesiaTanpaFitnah

Seharusnya kawan-kawan mengklarifiaksi dan menguji tuduhan sesat tsb, namun tidak dilakukan. Malah saya dijauhi dan diantisipasi #IndonesiaTanpaFitnah

Saya merasa seperti ditusuk dari belakang saat opini sesat menyebar, padahal kami sama-sama muslim dan melakukan dakwah kampus #IndonesiaTanpaFitnah

Jika memang mendalilkan sesat, kenapa tidak menguji produk? Malah menjelek2kan dan menghubung2kan dengan JIL dan NII. Apa hubungannya? #IndonesiaTanpaFitnah

Sungguh, subyektifitas krn motif nafsu&amarah, mampu membuat saudara seiman beringas&menghalalkan segala fitnah untuk mematikan saudaranya sendiri #IndonesiaTanpaFitnah

Memilih suatu manhaj adalah hak setiap muslim, demi terciptanya masyarakat thoyibah dan pelaksanaan firman Allah SWT #IndonesiaTanpaFitnah

Jika memilih manhaj adalah hak, kenapa mesti dihalangi dengan menyebarkan isu sesat dan fitnah2 lain? #IndonesiaTanpaFitnah

Jika memang ingin diikuti dan dipilih, maka segeralah melakukan kritik internal, apa yang salah dan apa yang kurang? #IndonesiaTanpaFitnah

Bukan dengan menghalangi2 saudaranya dengan menyebar fitnah-fitnah yang tidak berhubungan #IndonesiaTanpaFitnah

Jika memang mendalilkan sesat, kenapa tidak menguji produk? Malah menjelek2kan dan menghubung2kan dengan JIL dan NII. Apa hubungannya? #IndonesiaTanpaFitnah

Dari kejadian fitnah itu saya banyak belajar, tujuan yang baik jika diperoleh dengan cara yang jahat, apa gunanya? #IndonesiaTanpaFitnah

Lebih baik berlomba menyebarkan kebaikan, bukan saling menikam dan subyektif menyalahkan #IndonesiaTanpaFitnah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun