Mohon tunggu...
Siti Nur Aini
Siti Nur Aini Mohon Tunggu... Lainnya - GURU IPS Di MTsN 1Jember dan Mahasiwa UNEJ Prodi Magister IPS

Menyanyi,Nonton Drakor serta Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korean Wave "Perspektif Kesehatan"

5 November 2024   07:44 Diperbarui: 5 November 2024   07:53 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diera modernisasi tentunya banyak dampak yang bisa kita rasakan dalam berbagai bidang. dampak yang dirasakan bukan hanya dampak positif tetapi adapula dampak negatif. salah satu pembahasan yang akan kami selancarkan dalam laman ini adalah dampak koreaan wave yakni gelombang korea yang sekarang ini sedang menjadi trend anak-anak muda jaman sekarang sampai orang dewasa . adapun beberapa elemen yang menonjol adalah musik pop Korea, atau K-pop, k.drama,fashion dan juga budaya kuliner.

Kuliner Korea merupakan salah satu elemen penting dari Korean Wave yang telah menarik perhatian dunia. Berkat popularitas drama Korea dan K-pop, hidangan khas Korea seperti kimchi, bibimbap, tteokbokki, dan bulgogi semakin dikenal dan digemari di berbagai negara. Restoran Korea bermunculan di banyak kota besar, sementara produk makanan instan, seperti ramyeon (mie instan Korea), juga menjadi tren di pasar internasional. Kuliner Korea tidak hanya menarik dari segi rasa, tetapi juga mencerminkan budaya Korea yang kaya, dengan fokus pada keseimbangan rasa dan penggunaan bahan-bahan alami. Popularitas mukbang, yaitu siaran langsung atau video orang yang menikmati makanan, juga membantu memperkenalkan makanan Korea ke audiens global melalui platform seperti YouTube. Pemerintah Korea Selatan turut mendukung promosi kuliner ini melalui berbagai acara internasional dan festival makanan, yang membantu meningkatkan minat serta pemahaman orang-orang tentang budaya dan cita rasa khas Korea. Dengan demikian, kuliner Korea menjadi bagian integral dari Korean Wave, memperluas daya tarik budaya Korea ke dalam aspek gastronomi yang semakin populer di dunia.

Dengan adanya budaya kuliner korea yang telah mendunia tentunya masyarakat indonesia juga akan terdampak terutama dari kalangan muda yang mayoritas menjadi pengguna sosial aktif apalagai rasa kuliner korea yang identik dengan rasa pedas yang terkadang mengesampingkan kesehatan. Uniknya kepedasan dalam makanan korea seringkali lebih ditujukan untuk meningkatkan pengalaman makan daripada manfaat kesehatan. Meski beberapa bahan pedas seperti cabai memang memiliki kandungan vitamin,tujuan utama dari masakan pedas dikorea yang identik dengan pedas telah berkembang menjadi pengalaman unik yang dinikmati oleh banyak kalangan,dan menjadi bagian integral dari daya tarik budaya korea yang menyebar ke seluruh dunia.

Dari perspektif gizi, kuliner Korea yang pedas memiliki dampak yang beragam bagi kesehatan. Bahan pedas utama dalam makanan Korea, seperti gochujang (pasta cabai) dan gochugaru (bubuk cabai), kaya akan capsaicin, senyawa yang memberikan sensasi pedas sekaligus manfaat tertentu bagi tubuh. Capsaicin diketahui dapat membantu meningkatkan metabolisme dan membakar kalori lebih cepat, yang berpotensi mendukung pengelolaan berat badan jika dikonsumsi dalam jumlah seimbang. Selain itu, hidangan pedas juga bisa merangsang pelepasan endorfin, yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Namun, konsumsi pedas berlebih dapat menimbulkan dampak negatif, terutama pada saluran pencernaan. Bagi sebagian orang, makanan pedas dapat menyebabkan iritasi lambung, refluks asam, dan gangguan pencernaan, terutama jika dikonsumsi terlalu sering atau dalam porsi besar. Makanan pedas juga kerap disajikan dengan hidangan lain yang tinggi natrium, seperti sup dan saus berbumbu pekat, yang dapat berdampak pada kesehatan jantung dan tekanan darah. Oleh karena itu, meskipun kuliner pedas Korea dapat menawarkan manfaat tertentu, penting untuk mengonsumsinya secara moderat agar terhindar dari risiko kesehatan yang mungkin timbul.

Dari penjabaran diatas tentunya penting untuk kita agar lebih bijak memprioritaskan kesehatan yang merupakan investasi masa depan.jangan mudah tergiur dengan hal-hal yang hanya nikmat atau kepo yang sesaat saja .pastikan yang kita konsumsi adalah sehat dan baik untuk tubuh baik sekarang ataupun dimasa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun