Mohon tunggu...
Eny DArief
Eny DArief Mohon Tunggu... Lainnya - An ordinary woman

Halloo, apa kabar?

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Populasi Kucing Perlu Dikendalikan dengan Cara Steril Kucing

20 Agustus 2022   11:43 Diperbarui: 21 Agustus 2022   08:07 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Millie my girl (Dokpri)

Miris melihat photo-photo kucing tergeletak mati karena ulah oknum Brigjen TNI NA di Sesko TNI Bandung. Bukan hanya 1 kucing tapi ada 6 ekor Kucing yang ditembaki, 4 ekor mati dan 2 ekor dalam kondisi mengenaskan, saat ini dalam perawatan Amore Animal Clinic.

Sebelumnya sempat heboh juga, di sebuah perumahan di Jakarta Barat, ditemukan selebaran dengan kop surat Rukun Warga 03 Green Garden yang isinya antara lain:

Karena semakin banyaknya kucing liar yang disebabkan adanya beberapa oknum warga yang memberi makanan pada kucing, maka diberikan solusi sebagai berikut:

  • Warga yang melihat dapat menegur langsung si oknum pemberi makanan
  • Memfoto oknum pemberi makanan tersebut sebagai bukti untuk laporan / tindakan lebih lanjut.
  • Berkoordinasi dengan petugas keamanan untuk menyita/merampas makanan yang akan diberikan kepada kucing-kucing liar
  • Mendatangi oknum warga tersebut bersama aparat keamanan/Satpol PP untuk diberi teguran langsung.

Kembali kepada kasus penembakan kucing di lingkungan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Bandung.

Berita Ini awalnya muncul dari pelaporan warga kepada Direct Message Instagram Rumah Singgah CLOW dengan men-tag Bapak Ridwan Kamil dan Bapak Jenderal Andika Perkasa, yang akhirnya berita terangkat sampai ke media umum, kemudian mendapat tindakan lebih lanjut, tidak tanggung-tanggung Jendral Andika Perkasa turun tangan, perintahkan pelaku diproses hukum.

Hal yang dilakukan Brigjen NA dan kasus di perumahan di Jakarta Barat harusnya tidak terjadi apabila masyarakat sekitar baik penduduk sekitar maupun penghuni Sesko TNI Bandung mendapat pengetahuan bagaimana pentingnya menangani populasi kucing di lingkungannya.

Zoro_Zazu (Dokpri)
Zoro_Zazu (Dokpri)

Kucing, hewan liar yang tentu saja tidak diberi akal seperti halnya manusia. Mereka hanya diberi insting, bila lapar maka mencari makan, bila naluri birahinya muncul maka mereka akan kawin.

Kucing akan berusaha mencari makanan agar bisa makan. Apabila tidak ada manusia yang memberi makan, mereka akan mencari sisa-sisa makanan (sebagai pecinta kucing sakit hati saya melihat kucing kurus mengorek-orek tempat sampah cari makan). Bila tidak ada makanan disampah maka naluri mereka adalah mencuri milik manusia.

Hal inilah yang menimbulkan amarah pada manusia yang tidak sabar, kalau hanya menendang (mungkin) masih ringan, bahkan manusia sampai tega menyiram air panas ataupun minyak panas kepada hewan tak berakal tersebut, korban-korban seperti itu saya lihat ada di penampungan Rumah Singgah Clow. Miris.

Selain itu, Kucing apabila naluri birahinya muncul, maka akan mencari pasangan kawin, maka meledaklah populasi kucing di daerah tersebut.

Kucing apabila masa birahi dan tidak kawin maka akan sangat tidak baik bagi kesehatan kucing itu sendiri, bila jantan maka akan spraying dimana saja, dan akan terus mengeong-ngeong seperti suara kucing garong, sepanjang hari sepanjang malam. Coba bayangkan apabila itu kucing peliharaan indoor, maka betapa bau pesing dan berisiknya rumah kita.

Bagaimana cara meredam populasi kucing? Yang jelas bukan menembaki atau melarang memberi makan mereka, mereka juga mahluk hidup yang punya hak hidup seperti hal-nya mahluk hidup lainnya.

Jawabannya, disteril.

Tentu butuh kerelaan untuk mengeluarkan sedikit uang untuk tujuan steril kucing-kucing jalanan tersebut. Mulai dari siapa saja, atau mulai dari saya.

Alhamdulilah saya turut mengurangi populasi kucing-kucing jalanan dengan cara membawa beberapa dari mereka ke klinik untuk di steril. Ada klinik yang memberikan subsidi untuk steril kucing, baik untuk kucing jalanan maupun kucing peliharaan, namana Lets Adopt Indonesia LAI, beroperasi di JABODETABEK.

Sebagai sharing pengalaman, di lingkungan rumah saya banyak kucing liar, diantara beberapa ada yang berkalung dan gemuk-gemuk. Telinga mereka sebagian besar di eartip. Karena selain saya ada juga warga lainnya yang dengan suka rela membawa kucing-kucing ke klinik untuk di steril.

Bukan itu saja, saya beberapa kali melihat pemandangan mengharukan, seorang Ibu cantik turun dari mobil dengan membawa piring-piring kertas berisi makanan kucing, kemudian kucing-kucing jalanan kami yang cantik-cantik dan gemuk-gemuk, menyerbu makanan itu.

Kucing bisa disteril mulai usia 6 bulan, kucing yang sudah di steril tidak akan mengalami birahi lagi. Mereka bisa dilihat bahwa mereka sudah di steril dengan tanda eartip di salah satu telinganya.

Millie my girl (Dokpri)
Millie my girl (Dokpri)

Dengan cara suka rela, patungan, steril kucing jalanan maka populasi kucing akan berkurang. Akhirnya tidak ada pembunuhan dan penyengsaraan pada mahluk hidup seperti yang sedang ramai dibicarakan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun