"Masihkah mas Tegar membantu Ibuk seperti dulu?"
"Sabar ya nduk..."
Kemudian kuketahui mas Tegar sudah menikahi seorang perempuan cantik dari kampung sebelah dan kini memiliki dua orang anak.
Tangisku tak mengubah segalanya. Rindu yang kusimpan selama ini pupus sudah. Kalaupun mas Tegar belum berkeluarga, akupun tak akan berani kembali kepadanya, apalah aku kini, bahkan mungkin orang-orang kampungku akan mencemoohkanku dengan kondisiku yang sekarang. Dan akan sulit untuk keluarganya bisa menerima aku. Karena aku adalah ilalang yang tercerabut paksa dari akarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H