Mohon tunggu...
Eny DArief
Eny DArief Mohon Tunggu... Lainnya - An ordinary woman

Halloo, apa kabar?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Menabur Angin Kalau Tak Mau Menuai Badai

21 Januari 2019   15:01 Diperbarui: 21 Januari 2019   15:12 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KITA ? Lo aja kali :)

Diantara kita para wanita kalangan bawah, harus rela tiap pagi dan sore berdesak-desakkan di commuter line, rela kaki keinjak, rela terhimpit di tengah, tanpa pegangan handle diatas, yang penting bisa nafas, bahkan kadang tak sedikit mendapat pelecehkan dari laki-laki sableng yang punya kelainan jiwa.

Ibu-ibu terciduk tersebut, kalau mau naik commuter line nggak perlu ke stasiun Bekasi, kereta-nya yang nyamper kerumah mereka (lengkap dengan isi kereta, ada gue dan teman-teman didalamnya.. haha)

SATIR banget ya gaya bahasa saya.

I r i ?  

TENTU TIDAK! (bacanya seperti ketika ditanya "Anak Anda cacingan?" )

Salah satu dari wanita terciduk tersebut, ternyata bapaknya pernah terciduk kasus yang sama, netizen ramai-ramai bilang "buah jatuh tak jauh dari pohonnya", like father like daughter".

Coba berfikir sejenak, kalau melihat suatu kasus, lihat kebelakangnya, apa yang membuat suatu kasus itu ada. Dalam hal dua wanita terciduk ini, saya melihat latar belakang keluarganya, bapaknya, dengan apa bapaknya menafkahi anak dan keluarganya? dengan cara apa dan bagaimana?

Koruptor menghasilkan koruptor.

Pembunuh menghasilkan pembunuh.

Jangan menabur Angin bila tak ingin menuai Badai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun