Saya ini memang katrok dalam memahami puisi. Mungkin salah satu kata-kata puitis yang saya pahami adalah, Jaka Sembung Bawa Golok, Nggak nyambung Goblok
Layaknya CHOIR seperti wakil rakyat di sidang tentang rakyat di jaman ORBA dulu, bila Bapak mengatakan sesuatu, semua manggut-manggut, entah ngerti entah lagi mimpi, karena sering tertangkap kamera sedang tidur ketika rapat.
Semoga anak buah yang menyatakan dirinya Kampret dan Cebong masing-masing tidak main iya-iya saja hanya demi membela junjungannya masing-masing. Bila junjungannya salah ya katakan salah, bila junjungannya benar ya katakan benar.
Maaf jadi nyerempet politik, padahal saya tidak katam dalam perKampretan dan perCebongan.
Kembali ke karya Puisi, penilaian saya kepada karya puisi lebih karena saya kagum dengan lembut dan santunnya gaya bicara dalam puisi, yang sudah pasti menggambarkan betapa lembut dan santunnya sang penulis. Itu saya hargai setinggi-tingginya. Daripada saya, nggak bisa apa-apa hayooo!
Lain waktu, bila ada kesempatan saya akan minta belajar dari para suhu disini untuk menulis puisi, mungkin dengan bekal saya yang hanya "Jaka sembung bawa golok".
Ngomong-mgomong, itu tukang jahit seorang penipu sadis atau seorang yang pintar sih? Kok bisa ya menghipnotis seluruh negeri sampe percaya begitu saja. Kira-kira sama nggak dengan kasus operasi plastik Ibu Ratna Terompet?
Duh larinya ke politik lagi, dibilang ga katam, ya jangan ngomongin politik.
Puisi aja katrok!
Sayup-sayup terdengar alunan lagu Freddie Mercury dari speaker computer,
... Oh yeah I'm the great pretender uuuh uuuhhh