Dengan adanya teknologi telekomunikasi dari provider Tri Indonesia maka kegiatan pembelajaran dan pekerjaan dapat dilaksanakan #dirumahsaja. Sehingga dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan darimana saja, kapan saja dan siapa saja.Â
Hal penting dan paling kita butuhkan dalam teknologi tersebut ialah internet. Berdasarkan keberadaan Internet semakin tidak terhindarkan, pemanfaatan internet telah masuk pada berbagai bidang kehidupan. Penggunaannya pun tidak mengenal usia, dan latar belakang seseorang. Semua orang dapat menggunakan internet, termasuk wirausahawan dalam upaya perkembangan usaha bisnisnya.Â
Perkembangan teknologi informasi juga berpengaruh terhadap peningkatan perluasan suatu produk bisnis. Dengan dukungan teknologi para pengusaha dapat menjalankan usahanya lebih mudah dengan bantuan internet dan media sosial yang di gunakan. Para pengusaha harus menyeimbangkan usahanya dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih ini untuk mendapatkan profit atau keuntungan yang besar bagi perusahaannya.Â
Jika suatu perusahaan tidak menggunakan teknologi pada sistem manajemennya, maka kemungkinan untuk mengalami penurunan profit juga semakin tinggi. Maka dalam hal ini Tri Indonesia merupakan provider yang telah mendukung kita atas berbagai macam program yang dapat kalian akses melalui link website:www.tri.co.id atau kalian juga dapat memfollow akun Instagram @triindonesia karena terdapat konten-konten yang menarik bagi kita semua.
Jadi sebagai informasi sedikit mengenai pamplet saya yaitu "New normal New network tri" terdapat makna dan arti bagi kita semua yaitu mengenai new normal yang berawal dari adanya persoalan pandemi Covid-19 maka kondisi dan kebiasaan sosial masyarakat atau perilaku setiap individu harus berubah akan tetapi tidak membuat masyarakat sosial menjadi kelompok baru yang kehilangan sosialnya yang lama.Â
Normal Baru ini sudah pernah diteliti oleh Charles Robert Darwin melalui bukunya The Origin of Species, memperkenalkan teori ilmiah tentang populasi yang berevolusi dari generasi ke generasi melalui proses seleksi alam. Meskipun tidak sama, Charles setidaknya memberi pijakan teori tentang bagaimana manusia beradaptasi.Â
Meskipun tidak berevolusi, cara beradaptasi dengan perubahan sosial akibat Covid-19 menguatkan teori normal baru. Beberapa penelitian juga menjelaskan kebiasaan baru merupakan suatu kebiasaan yang terus-menerus dilakukan akan menjadi kebiasaan baru. Untuk hal ini, hampir semua peneliti sosial duduk dalam pendapat yang sama.Â
Perbedaannya terletak berapa lama kebiasaan baru itu terbentuk. Beberapa ahli yang menetapkan berapa lama kebiasaan baru tercipta antara lain, Dr. Maxwell Maltz yang dari buku Psychocybernetics menetapkan 21 hari untuk membentuk kebiasaan baru (Maltz, 2015). Namun, Phillippa Lally dari University College London mengatakan penelitiannya menetapkan rata-rata 66 hari untuk merubah pembiasaan menjadi kebiasaan sebagaimana publikasi penelitiannya dalam European Journal of Social Psychology(researchgate.net).Â
Adapun pendapat dua ahli ini juga dimuat oleh Kompas (12 Juli 2018) dengan judul 'Berapa Lama Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Mengubah Kebiasaan?' Tetapi, seorang peserta diskusi dalam jaringan (daring) dengan aplikasi zoom sempat membatah penggunaan kata Normal Baru. Menurutnya, kata yang tepat untuk kondisi akibat Covid-19 adalah apnormal. Bisa saja asumsi itu benar. Nah, bila kondisi apnormal namun secara teknis, manusia melakukan kegiatan baru selama lebih dari 100 hari. Maka, apnormal tersebut berubah menjadi Normal Baru.Â
Ketika kita akan menyamakan makna maka waktu yang dibutuhkan untuk membentuk kondisi normal baru sudah melewati waktu standar. Apakah itu 21 hari, 66 hari, atau 100 hari. Setidaknya, jika dihitung sejak bulan Januari 2020 sampai saat tulisan ini dipublikasikan. Baik penelitian Maxwell Maltz dan Philippa Lally, sudah terpenuhi untuk membentuk kebiasaan baru.Â
Sekurang-kurangnya, secara teori dan teknis, normal baru kita antara lain enggan bersalaman atau berjabat tangan dan muncul kebiasaan baru yang menggunakan siku sebagai pengganti telapak tangan. Contoh lain, kebiasaan kita untuk memakai masker sudah menjadi kebiasaan baru, kebiasaan mencuci tangan dan jaga jarak terhadap makhluk hidup.Â