Mohon tunggu...
Eko Nugroho
Eko Nugroho Mohon Tunggu... -

Editor at http://kummara.com, Statistician Wanna be, Economist Suppose to be, Entrepreneur by force, Blogger, Twitter Addict, & Board Gamer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Board Game Bukan Sekedar Game

21 Januari 2010   11:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:21 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingin tahu rasanya jadi pengusaha kaya di Indonesia? Ingin tahu rasanya jadi bupati/pejabat di tanah Jawa? Ingin tahu bagaimana rasanya menjadi penguasa pulau dewata? Ingin tahu lebih banyak tentang Jakarta jaman dahulu kala? Percaya atau tidak, semuanya bisa kita dapatkan dalam waktu kurang dari 4 jam! Keempat pertanyaan di atas menjadi tema utama empat buah  board games (permainan papan) atau lebih tepatnya Eurogames yang cukup sukses: Indonesia, Java, Bali, dan Batavia. Sayangnya ke-empat permainan papan tersebut bukanlah hasil karya anak bangsa melainkan produk impor dengan label harga yang bisa membuat kita geleng kepala. Board game umumnya mengangkat tema yang spesifik serta menarik, dilengkapi dengan peraturan yang mendetail tapi tetap mudah diikuti, mekanisme permainan yang menantang logika (sekaligus meminimalkan faktor keberuntungan), dan menuntut adanya interaksi yang cukup sering antara para pemain, jauh berbeda dari berbagai permainan papan yang umumnya telah lama kita kenal (ular tangga, ludo, atau halma). Tema yang diangkat sangat bervariasi, mulai dari sejarah/legenda (Alhambra, Tajmahal, Marcopolo), tempat-tempat menarik di seluruh belahan dunia (Indonesia, Manila, Niagara), cerita dari buku/film (Lord of the Ring, Pilars of the Earth) , dan berbagai tema umum yang biasa kita dapati alam keseharian kita (perdagangan, politik, interaksi sosial). Beberapa di antaranya bahkan dilengkapi dengan ilustrasi dan komponen permainan yang begitu indah sehingga layak disebut sebagai sebuah karya seni.Dengan berbagai karakteristik yang dimilikinya, board games berhasil menjadi sebuah komoditas sangat menarik (sekaligus mahal). Di banyak negara Eropa, pencipta board game (umumnya dikenal sebagai game engineer/game designer) menjadi sebuah profesi yang cukup menjanjikan dan sangat dihargai, bahkan dianggap setingkat dengan para pengarang buku . Seorang game engineer dituntut untuk memiliki pengetahuan yang memadai di bidang matematika dan statistika, karena umumnya kedua hal tersebut menjadi faktor penting dalam penciptaan mekanisme permainan. Selain itu mereka juga umumnya dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang tema yang diangkat (sejarah, psikologi, ekonomi, literatur, dll). Sehingga sebuah proces penciptaan permainan papan bisa dilihat sebagai sebuah proses riset yang kompleks. Salah seorang game engineer terkemuka Friedemann Friese bahkan telah merencanakan proses riset selama 5 tahun untuk ide permainan terbarunya (www.2f-spiele.de). Dua karakteristik utama dari board game, tema dan mekanisme permainan, juga menjadikan board game menjadi sebuah produk yang memiliki fungsi ganda. Selain funsi utama sebagai alat hiburan, board game juga dapat dimanfaatkan sebagai alat belajar yang efektif. Setiap permainan papan umunya dilengkapi dengan keterangan minimal umur pemain yang disarankan, disesuaikan dengan tingkat kesulitan permainan. Board game untuk anak-anak dan keluarga umumnya lebih banyak menekankan faktor edukasi sederhana dan interaksi/komunikasi yang intensif diantara pemain. Untuk level kesulitan yang lebih tinggi umumnya dibutuhkan lebih banyak perhitungan dan perencanaan/strategi untuk bisa memenangkan permainan. Berbeda dengan catur, yang hanya bisa dimainankan oleh dua orang, permainan papan umumnya dimainkan oleh lebih dari dua orang, ditambah mekanisme yang unik menjadikan permainan ini relatif lebih kompleks dan tentunya lebih menarik. Selain dari dua fungsi diatas (alat hiburan dan edukasi), prospek bisnis dari produk ini juga sangat menjanjikan. Pada 2004 lalu tercatat ada 42 ribu jenis permainan papan di pasar internasional dengan nilai estimasi penjulan lebih dari 5 Milyar US Dollar dan . Beberapa distributor permainan papan mulai tumbuh dan berkembang di berbagai kota besar di Indonesia dan setiap tahun pengggemar permainan ini juga semakin meningkat. Seperti telah dibahas sebelumnya proses penciptaan permainan ini membutuhkan kreativitas dan pengetahuan mendalam, tetapi tetap bisa dilakukan oleh siapapun dengan sumber daya yang relatif lebih murah/sederhana jika dibanding penciptaan sebuah permainan elektronik, sehingga pengembangan produk ini sebenarnya adalah hal yang sangat memungkinkan untuk kita lakukan. Selain itu, board game juga bisa menjadi satu produk industri kreatif yang potensial. Tunggu apa lagi? Let's Play! Ditulis oleh Eko Nugroho Editor KUMMARA.com portal info kreatif dan board game

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun