Naungan Rindu
Sabit tak tampak
Daun berkilat basah oleh lampu
Tanpa mampu menahan
Kerinduan terselip dalam naunganBegitu enggan beranjak
Meski sekilat cahaya
Bersembunyi dalam jelaga hati
Mengitari setiap ruas denyut nadiAku tahu, aku tak paham
Seberapa jauh ruas rinduku
Ambang mimpi berkalut rindu
Hujan malam berikan ketenangankuAku butuh kesucian tirta
Membasuh rindu di dasar hati
Lelah bercumbu dalam kemelut rindu
Diburu rasa nan tak menentuSemakin beradu pada rasa
Paras yang jauh nan dalam di hati
Sebisa mungkin untukku pungkiri
Ambangmu kian menjauh
Sampai kapan!
Rindu tertanam, tak berdaun semakin mengakar
Tak lagi peduli untuk hidup maupun mati
Kilat malam jawab perasaanku?
Binjai, 29 Oktober 2011
(Entoni Putra & Nurlaili Br. Sembiring)
No. 207
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H