Pendahuluan
Lahan basah adalah salah satu ekosistem paling produktif di Bumi yang mencakup rawa, gambut, mangrove, dan daerah pasang surut. Lingkungan ini memiliki fungsi penting dalam menjaga keseimbangan ekologis, termasuk perannya dalam regulasi atmosfer. Dalam konteks perubahan iklim dan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca, keberadaan lahan basah menjadi semakin relevan sebagai salah satu solusi alami yang efektif untuk menjaga stabilitas atmosfer.
Peran Lahan Basah dalam Menyerap Karbon
Salah satu fungsi utama lahan basah adalah menyerap dan menyimpan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer. Tanah gambut, misalnya, memiliki kapasitas besar untuk menyimpan karbon selama ribuan tahun. Vegetasi khas lahan basah, seperti pohon mangrove dan rumput rawa, menyerap CO2 melalui fotosintesis, lalu menyimpan karbon dalam bentuk biomassa dan sedimen. Proses ini membantu mengurangi jumlah gas rumah kaca di atmosfer, yang berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.
Produksi dan Regulasi Gas Rumah Kaca
Meski efektif dalam menyerap karbon, lahan basah juga menghasilkan gas rumah kaca lain, seperti metana (CH4) dan dinitrogen oksida (N2O), melalui aktivitas mikroba di tanah jenuh air. Namun, emisi ini dapat diminimalkan melalui pengelolaan yang tepat. Penelitian menunjukkan bahwa pemulihan lahan basah yang rusak dapat meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap karbon tanpa meningkatkan emisi gas lainnya secara signifikan.
Pengaruh terhadap Siklus Hidrologi dan Kualitas Udara
Lahan basah memainkan peran penting dalam siklus hidrologi dengan menyimpan air dan mengatur kelembaban lokal serta regional. Uap air yang dilepaskan dari lahan basah berkontribusi pada pembentukan awan, yang memengaruhi pola curah hujan dan suhu lokal. Selain itu, lahan basah membantu menyaring polutan udara, seperti partikel debu dan gas berbahaya, melalui vegetasi yang lebat.
Ancaman terhadap Lahan Basah
Sayangnya, banyak lahan basah di dunia menghadapi ancaman serius akibat aktivitas manusia, seperti pengeringan untuk pertanian, pembangunan infrastruktur, dan pembakaran lahan gambut. Hilangnya lahan basah tidak hanya mengurangi kapasitas ekosistem ini dalam menyerap karbon, tetapi juga mempercepat pelepasan karbon yang telah tersimpan selama berabad-abad ke atmosfer.
Kesimpulan