Mohon tunggu...
Entis Sutisna
Entis Sutisna Mohon Tunggu... -

semua berjalan seperti kepakan burung yeng terkadan di bawah dan terkadang diatas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengejar Impian dengan Hati Tertunduk

18 Agustus 2013   11:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:10 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kala bel berbunyi

maka lantunan kata bernyanyi

kepergian hanya untuk merangkak demi satu kata mimpi

semua tersisih meski air mata meluncur dari pipi

aku menunggumu untuk terakhir kali

berharap senyuman terindah terangkai

tapi kemana kau?

aku menunggu semangat yang kau lontarkan

sedikit saja ingin melihat wajah yang teramat istimewa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun