terteguk ku memandangmu berjalan meninggalkan hati yang luka ini, kau pergi bersama orang yang slalu membuat mu tersenyum . hanya aku yang masih berjalan terseok-seok dengan balutan air mata yang meluncur deras di pipi ku.
melihat kau bahagia aku sangat senang tapi kenapa setiap aku melihat kau bersamanya air mata ini selalu memaksa untuk keluar dari kelopak mata.
apakah aku belum bisa merelakan mu , kasih?
apakah aku terlalu bersembunyi dengan kenyataan ini?
ya...ya.. pertanyaan yang lumrah untuk orang galau seperti aku..
seharusnya aku tau apa dan siapa aku ini. pantaskah aku dilihatnya , dan sejajarkah aku dengan dia, dia yang slalu membuat kamu tersenyum lebar?..
munkin aku bagaikan kotoran yang begitu menjijikan dan sangat mengganggu kau dan dia yang slalu di ibaratkan sepatu, sepasang tapi menyatu.
aku yang terinjak oleh kalian, lalu menempel dengan sangat menjijikannya aku terbawa oleh kalian, tapi aku harus bersyukur setidaknya aku masih bisa mengikuti kalian walaupun ada di bawah dan selalu terinjak-injak....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H