hariku yang terlampau sayu
benakku yang kian layu
ku coba pejamkan mata, menelusuk ke pintu khayal
ku lihat, kulihat awan terang menghampiriku
membawa sejuta cahaya serta pelangi menari indah
laksana penari latar di sebuah panggung megah
tapi sunggu sayang itu hanya khayalan semu.
ku coba buka mata yang kian membengkak
hanya ada langit-langit rumah yang ku anggap awan putih
serta pembiasan cermin yang ku anggap pelangi.
kau, kemana kau ?
hanya tanya itu yang belum pernah terjawab
berharap, hal itu yang tak pernah terhindar dari pikiran dan hati ku...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H