Mohon tunggu...
Entin Manullang
Entin Manullang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kalor Penguapan sebagai Energi Pengaktifan

22 Mei 2024   17:41 Diperbarui: 22 Mei 2024   17:50 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalor Penguapan Sebagai Energi Pengaktifan

1.Pengertian Kalor

Kalor adalah transfer energi termal antara sistem atau benda dengan suhu yang berbeda kalor uap adalah fenomena di mana pemanasan zat cair menyebabkan perubahan zat cair menjadi gas. Kalor penguapan merupakan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 1 unit massa zat cair menjadi uap Terdapat tiga jenis kalor yaitu kalor lebur kalor sublim dan uap.

2.Jenis-Jenis Kalor

•Kalor Pembentukan (∆Hf)

Jenis energi panas pembentukan ini merupakan jumlah panas yang dilepaskan atau diserap saat satu mol zat murni terbentuk dari unsur-unsurnya dalam keadaan standar pada tekanan konstan. Jika membentuk energi panas positif, artinya reaksi pembentukan adalah endotermik (memerlukan energi untuk terjadi), sedangkan jika energi panas pembentukan negatif, artinya pembentukan energi adalah eksotermik (melepaskan energi).

•Kalor Penguraian (∆Hd)

Jenis energi panas penguraian erupakan jumlah panas yang dilepaskan atau diserap saat satu mol zat mengalami penguraian menjadi unsur-unsurnya dalam keadaan standar pada tekanan konstan. Jika pengurangan energi panas positif, maka reaksi penguraian adalah endotermik, sedangkan jika energi panas penguraian negatif, maka reaksi penguraian adalah eksotermik.

•Kalor Pembakaran (∆Hc)

 Jenis energi panas pembakaran merupakan jumlah panas yang dilepaskan atau diserap saat satu mol zat terbakar sepenuhnya dalam oksigen murni pada tekanan konstan. Ini juga disebut standar molar panas pembakaran atau standar entalpi pembakaran. Kalor pembakaran digunakan untuk mengukur energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar dan juga memberikan informasi tentang efisiensi pembakaran suatu bahan.

•Kalor Netralisasi (∆Hn)

Jenis energi panas netralisasi merupakan jumlah panas yang dilepaskan atau diserap saat larutan asam dan basa bereaksi satu sama lain untuk membentuk garam dan udara pada tekanan konstan. Heat of Neutralization sering digunakan untuk mengukur kalor netralisasi.

•Kalor Pelarutan (∆Hs)

Kalor pelarutan adalah jenis kalor yang diperoleh atau dibutuhkan untuk melarutkan 1 mol zat yang awalnya padat menjadi larutan.

3.Kalorimetri dalam Penguapan

            Ketika cairan menguap, ia menyerap panas dari lingkungannya untuk mengatasi gaya antarmolekul dan bertransisi menjadi gas. Panas yang diserap selama proses ini dikenal sebagai panas penguapan atau entalpi penguapan. Energi ini penting untuk memutus gaya tarik menarik antara molekul cair dan mengubahnya menjadi molekul uap.

4.Energi Aktivasi dalam Evaporasi

Energi aktivasi diartikan sebagai jumlah energi minimum yang diperlukan untuk memulai reaksi kimia atau transisi fase. Dalam kasus penguapan, ini mewakili energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan antarmolekul dan memungkinkan molekul keluar ke fase gas. Semakin tinggi energi aktivasi, semakin sulit molekul untuk menguap.

5.Hubungan Antara Laju Penguapan, Waktu, dan Suhu

        Laju penguapan berbanding terbalik dengan waktu dan berbanding lurus dengan suhu. Pada suhu yang lebih tinggi, molekul memiliki energi kinetik yang lebih besar, menyebabkan peningkatan pergerakan dan tumbukan yang memfasilitasi penguapan. Akibatnya, suhu yang lebih tinggi mempercepat laju penguapan. Sebaliknya, seiring berjalannya waktu, semakin sedikit molekul cair yang tersedia untuk penguapan, sehingga menyebabkan penurunan laju penguapan seiring berjalannya waktu.

       Secara teori semakin tinggi suhu evaporasi maka proses penguapan akan semakin cepat sebaliknya semakin rendah suhu evaporasi yang digunakan maka proses penguapan akan semakin lama. Suhu evaporasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah yang dihasilkan karena tujuan utama evaporasi untuk menguapkan pelarut dalam maserasi. Faktor yang lebih berpengaruh terhadap jumlah adalah suhu dan lamanya waktu maserasi semakin banyak yang diserap larut maka semakin tinggi suhu(Anggraini dkk.,2023).

Penggunaan kalor penguapan memiliki berbagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:

•Pendinginan Tubuh Manusia

         Ketika manusia merasa panas, tubuhnya akan berkeringat. Proses penguapan keringat dari permukaan kulit memerlukan energi dalam bentuk kalor penguapan. Ini menyebabkan tubuh terasa lebih dingin karena panas diambil dari tubuh untuk menguapkan keringat.

•Peralatan Pendingin

        Penggunaan kalor penguapan juga terlihat dalam peralatan pendingin seperti kipas angin dan AC. Ketika udara menguap, ia menyerap energi panas dari sekitarnya, sehingga udara di sekitarnya menjadi lebih dingin.

•Proses Pencucian

         Dalam proses pencucian pakaian dengan mesin Pengering, udara pada pakaian harus menguapkan agar kering. Proses penguapan ini memerlukan energi kalor penguapan yang membantu menghilangkan kelembaban dari pakaian.

•Industri

        Industri juga menggunakan konsep penguapan kalor dalam berbagai aplikasi, seperti dalam proses pengeringan bahan-bahan atau pelarutan zat-zat tertentu yang memerlukan energi kalor untuk menguapkan pelarutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun