2.Wilayah Fase: Setiap wilayah dalam diagram mewakili fase berbeda atau kombinasi fase yang stabil dalam kondisi tertentu.
3.Garis Ikat: Garis pengikat menghubungkan titik-titik pada batas fasa di mana dua fasa hidup berdampingan dalam kesetimbangan. Mereka membantu menentukan komposisi fase-fase yang hidup berdampingan pada kesetimbangan.
Hasil pada diagram terner merupakan cerminan dari komposisi kesetimbangan dan zat cair diagram ini merupakan alat yang menunjukkan kemurnian suatu campuran zat Dalam material fasa yang dinyatakan berdasarkan struktur mikro atau struktur dan komposisi yang homogen dari suatu area yang terdapat di dalam material tersebut pada diagram terner terdapat yang namanya tie line-tie line merupakan penentuan titik-titik pada diagram fasa yang bertujuan menunjukkan derajat ionisasi dan fraksi mol.
Garis sisi menunjukkan keadaan di mana kesetimbangan komponen-komponen saat bercampur pencampuran ini berdasarkan aturan fasa untuk mencapai kesetimbangan dan mencapai tie line. Pencampuran ini dilakukan dengan komponen-komponen yang berbeda kepolarannya yang di mana air bersifat polar asam asetat bersifat semipolar dan kloroform bersifat nonpolar(Dhoot,2018).
4.Penerapan Diagram Terner:
1.Ilmu Material: Diagram Terner banyak digunakan dalam ilmu material untuk memahami sistem paduan dan transformasi fasa.
2.Teknik Kimia: Dalam teknik kimia, diagram ini membantu merancang proses pemisahan dan memprediksi perilaku fase dalam campuran kompleks.
3.Farmasi: Diagram Terner juga digunakan dalam penelitian farmasi untuk mempelajari kelarutan obat dan pengembangan formulasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI