Mohon tunggu...
Jimmy Bonang
Jimmy Bonang Mohon Tunggu... -

BLOG SAYA MEMBERIKAN INFO TENTANG ENTERTAINMENT & SEBAGAINYA

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hadiah Ginjal Untuk Sang Ibu

5 Desember 2011   06:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:49 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sarah Nesbitt dan Melody Nesbitt Artikel ini merupakan kisah nyata dari seorang anak yang memberikan satu ginjalnya kepada sang Ibu yang sudah sekian lama membutuhkan donor ginjal. Melody begitulah nama anak berumur 18 tahun asal California, Amerika Serikat yang bersedia dengan ikhlas mendonorkan ginjalnya kepada sang ibu, Sarah Nesbitt. Ketika membaca berita ini, perasaan saya sangat tertegun, sedih, namun juga sangat kagum terhadap Melody yang rela berkorban demi sang Bunda. Berikut Kisahnya:

Sarah Nesbitt, sang ibu telah sangat lama membutuh donor ginjal karena ginjalnya terkena masalah setelah melahirkan anak keduanya. Ketika itu Sarah mengalami komplikasi saat mengandung adik Melody. Dokter yang menangani kehamilan Sarah sudah memberi peringatan kepadanya jika kehamilannya terus dilanjutkan dengan kata lain tidak segera menggugurkan bayinya maka dia akan terkena masalah pada ginjalnya. Dengan naluri keibuan yang tinggi, Sarah pun menolak untuk menggugurkan sang bayi yang ada di perutnya dan tetap mempertahankan bayinya hingga lahir di dunia. Bayi kecil tersebut pun lahir dan diberi nama Ernie, tidak lama setelah melahirkan Ernie, ginjal Sarah pun mulai bermasalah dan hidupnya pun mulai menderita. Karena permasalahan ginjal tersebutlah membuat Sarah harus terus menunggu pendonoran ginjal yang cocok hingga bertahun-tahun. Penderitaan sang ibu pun membuat Melody ikut bersedih dan juga ikut memperjuangkan kesehatan sang ibu. Kecintaannya kepada sang ibu membuatnya rela melakukan tes kecocokan ginjal pada saat ia berusia 18 tahun. Alhasil menurut sang dokter, ginjal Melody merupakan ginjal yang paling cocok dengan sang ibu. Saat melakukan tes ini, Melody tidak pernah memberitahukannya kepada ibunda dan seluruh keluarganya. Tak berapa lama sang ibu pun mendapat kabar jika ia telah mendapatkan donor ginjal yang sangat cocok dengan ginjalnya. Sang ibupun merasa senang tanpa tau ginjal itu ternyata ginjal anaknya sendiri, Melody. Alangkah sedihnya ia ketika mengetahui ternyata ginjal itu merupakan ginjal putrinya yang didonorkan tanpa sepengetahuannya. Sarah pun sangat bersedih jika mengingat anaknya yang mendonorkan ginjal kepadanya. “Aku marah. Itu anak perempuanku dan tentu saja tidak ada orang yang mau melakukan operasi kalau mereka tidak mau," ujar Sarah "Menurutku dia layak mendapatkan kesempatan kedua dalam hidup," ujar Melody. "Dia seperti remaja pada umumnya, ingin berkoban. Aku tidak percaya," kata Sarah. "Aku tidak pernah merasakan cinta tanpa syarat seperti ini," ucap Sarah.

Melody Nesbitt dan sang ibu Mendengar cerita ini membuat saya berpikir apa yang akan kita lakukan jika mengetahui jika ibu kita sedang mengalami kesulitan seperti diatas? Apakah kita berani mengambil langkah seperti yang telah dipilih oleh Melody seorang anak yang masih berusia 18 tahun. Ia rela menyumbangkan ginjalnya secara ikhlas kepada sang ibu walaupun dia harus hidup dengan memiliki 1 ginjal?? Cerita diatas merupakan bukti nyata kasih sayang dan bakti seorang anak kepada sang ibu. Ibu, wanita yang sudah melahirkan, membesarkan, merawat, dan mendidik kita tanpa pamrih haruslah kita pun turut menjaga, menolong, dan mengasihinya tanpa pamrih. Melody saat ini telah menjadi petunjuk dan juga masukan kepada saya untuk melakukan sesuatu hal kepada ibu. Marilah kita mengambil hikmah dan pelajaran dari Melody anak yang sangat menyayangi ibunya tanpa pamrih. Kita sebagai anak memang terkadang lupa atau bahkan tidak peduli kepada sang ibu. Merenunglah atas apa yang telah kita lakukan kepada ibu, apakah kita sudah berkorban dan berlaku baik terhadapnya. Melody dan anak-anak lain yang rela menolong ibunya tanpa pamrih menjadi sosok panutan buat kita sebagai seorang anak. Sekian dulu artikel ini saya buat, semoga artikel saya ini bisa menjadi masukan dan pembelajaran bagi para pembaca sekalian. saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kata, mohon dimaafkan dan mohon di perbaiki. TERIMA KASIH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun