PENDAHULUAN
Globalisasi ekonomi ialah proses penerapan ekonomi nasional yang di tingkatkan pada sistem perekonomian global (Fakih, 2002). Meningkatnya keterbukaan perkonomian negara ke dalam perdagangan internasional adalah salah satu bentuk dari implementasi globalisasi ekonomi. Globalisasi ekonomi ini akan membentuk hubungan keterikatan ekonomi yang saling mempengaruhi antar negara dan membentuk lalu lintas barang dan jasa yang nantinya akan menciptakan hubungan perdagangan antarnegara. Kontrol pemerintah akan kian berkurang dikarenakan proses globalisasi dikendalikan oleh kekuatan dan pengaruh dari pasar global. Persaingan secara terus menerus yang dilakukan di pasar internasional akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di setiap negara yang ikut dalam kegiatan perdagangan internasional. (Todaro dan Smith, 2006).
Globalisasi ekonomi erat kaitannya dengan sistem pasar bebas yang mendominasi landasan prinsip ekonominya. Pasar bebas memiliki pengertian yakni perdagangan yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan di negara yang berbeda dengan tidak adanya hambatan. Sedangkan, globalisasi ekonomi merujuk pada perdagangan internasional, investasi lintas batas, dan alih teknologi yang membuat integrasi ekonomi antar negara semakin dalam. Kapitalisme sendiri merupakan pertumbuhan konsumsi yang mengakibatkan besarnya permintaan pasar sehingga investasi di bidang produksi industrial menjadi bernilai. Interkonektivitas wilayah di dunia tidak lagi dikaitkan dengan kapitalisme yang mampu mendorong globalisasi, tetapi, berperan sebagai wilayah aneksasi area di dunia untuk memperoleh sumber atau faktor ekonomi. Oleh sebab itu, globalisasi dimengerti melalui cakupannya yang meliputi ruang lingkup kolonialisme, pembangunan dan neorealisme sebagai tahapan linearitas evolusi kapitalisme sejak abad ke-18.
Ada perdebatan antara ekonom dunia mengenai dampak positif dan negatif atas globalisasi ekonomi. Tak sedikit ekonom yang berpendapat bahwa globalisasi adalah faktor pendorong pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan (Fischer, 2003). Liberalisasi perdagangan dalam dunia internasioanl ditujukan agar mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dari masyarakat suatu negara, dan mengurangi kemiskinan. Adapun pendapat lain yakni dari pendapat Lopez (2004) yang menyebut bahwa globalisasi mampu menciptakan efek rumit melalui hubungan antara pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan ketimpangan. Globalisasi dapat memperparah ketimpangan pendapatan, sedangkan peluang pertumbuhan ekonomi terbatas yang menyebabkan peningkatan kemiskinan dalam waktu yang relatif panjang.
Telah banyak dilakukan studi kasus dan penelitian mengenai hubungan antara ketimpangan dan kemiskinan yang dikaji dari globalisasi ekonomi. Pendapat pro dan kontra bahwa globalisasi ekonomi berdampak terhadap pengurangan ketimpangan dan kemiskinan global terus bermunculan. Melalui Essay argumentatif ini akan dipaparkan beberapa sudut pandang dari pendekatan di hubungan internasional, serta sudut pandang penulis terkait seberapa jauh globalisasi ekonomi mampu mengatasi ketimpangan dan kemiskinan secara global.
PEMBAHASANÂ
Perkembangan proses globalisasi ekonomi yang tercermin melalui kapitalisme dan pasar bebas untuk mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan global masih memicu banyak perdebatan. Berbagai pandangan pro dan kontra muncul untuk menjelaskan situasi ini. Salah satu pandangan yang mendukung globalisasi ekonomi untuk pengentasan kemiskinan dan ketimpangan global adalah pandangan liberalisme dengan sudut pandangan yang disebut "Ortodoks". Ortodoks memandang situasi kemiskinan dapat terjadi karena kegagalan pembangunan. Solusi yang ditawarkan Ortodoks agar kemiskinan mampu dientaskan adalah dengan integrasi ekonomi nasional ke dalam ekonomi global melalui perdagangan bebas dan kapitalis global (Andrew, 2011: 357).
Pandangan Ortodoks mengacu pada argumen globalisasi ekonomi akan mengurangi kemiskinan dan kelaparan global. Hal ini dapat dilihat dari dampak positif sistem kapitalisme ekonomi melalui pasar bebas yaitu telah banyak mempercepat pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia melalui investasi asing, perdagangan internasional, serta kemudahan pengaksesan informasi dan teknologi. Negara berkembang juga turut diuntungkan karena mereka mampu mentransfer keahlian dan teknologi melalui kemudahan akses ke pasar global serta meningkatkan peluang ekspor. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi mampu terus naik. Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan mampu membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan produktivitas, inovasi, pendapatan dan tercapailah kesejahteraan masyarakat.
Terdapat pula pandangan Marxisme yang justru menyuarakan globalisasi ekonomi sebagai penyebab ketidakadilan dan ketimpangan. Sistem ekonomi kapitalis dipandang sebagai imperialisme ekonomi baru penyebab ketimpangan yang menghambat pengentasan kemiskinan. Selain pengeksploitasian buruh karena upahnya yang dianggap murah, perdagangan yang tidak adil pun kerap terjadi antara struktur negara maju dan berkembang. Negara maju sangat diuntungkan karena dengan power yang dari awal mereka miliki mampu mendominasi pasar dunia dan membuat negara berkembang akan terperangkap hingga akhirnya muncul ketergantungan. Ketimpangan akan terlihat ketika elit kapitalis dan perusahaan multinasional mendominasi kekuatan ekonomi. Hal ini disebabkan karena perusahaan multinasional yang ada menguasai SDA dan tenaga kerja dari negara berkembang.
Lalu, seberapa jauh sebenarnya globalisasi ekonomi mengatasi masalah ketimpangan dan kemiskinan global? Globalisasi ekonomi memberi efek secara kompleks pada tingkat ketimpangan dan kemiskinan global. Penelitian di Nigeria (Okungbowa Eburajolo, 2014), Pakistan (Imran, 2013), Turki (Kar, 2016) menunjukan globalisasi ekonomi mengurangi tingkat kemiskinan. Namun, negara berkembang di Asia, Amerika Latin dan Asia mengalami kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Kemiskinan masih marak terjadi di banyak negara berkembang setelah arus globalisasi yang mengalami perkembangan walaupun jumlah masyarakat dibawah garis kemiskinan absolute mengalami penurunan (Chen dan Ravallion, 2007). Globalisasi mampu mengembangkan perdagangan internasional, namun tak jarang memunculkan pengaruh yang cukup kuat pada pola pendapatan suatu negara, yang menyebabakan muncullah pihak dirugikan maupun diuntungkan. Hal ini menunjukan dampak globalisasi ekonomi bersifat tidak merata dan memberi dampak bervariasi pada berbagai negara. Terdapat negara yang ketimpangan ekonominya menurun, namun tak sedikit juga yang ketimpangan pendapatannya mengalami peningkatan. Beberapa negara mampu memperoleh manfaat yang lebih besar daripada negara lain.
Globalisasi ekonomi mampu memecahkan permasalahan ketimpangan dan kemiskinan tergantung pada faktor-faktor internal maupun eksternal masing-masing negara. Hubungan perdagangan menjadi keuntungan para pemilik faktor-faktor produksi yang melimpah di suatu negara, akan tetapi para pemilik faktor-faktor produksi yang langka pada suatu negara akan mengalami hal yang berbeda yaitu kerugian akibat dari perdagangan internasional yang terjadi. Misalnya, sektor manufaktur dan teknologi canggih Jerman membawa keuntungan untuk mengekspor produknya di pasar global. Sedangkan, Afrika yang bergantung pada ekspor komoditas akan lebih berisiko menghadapi fluktuasi harga global yang membuat mereka sulit mengatasi kemiskinan yang ada. Dengan begitu ketimpangan di berbagai negara terjadi. Globalisasi ekonomi dapat memiliki bentuk implikasi yang berbeda terhadap ketimpangan pendapatan. Hal tersebut bergantung akan dimensi globalisasi di negara bersangkutan.
Negara yang sedari awal memiliki faktor pendukung ekonomi yang unggul akan diuntungkan dan lebih mampu mengatasi kemiskinan yang ada di negara mereka. Namun, negara yang tidak siap secara institusional, geografi maupun sumber daya menghadapi globalisasi ekonomi, akan lebih berpotensi mengalami masalah ketimpangan dan kemiskinan. Hal ini membuktikan bahwa proses globalisasi ekonomi dalam mengatasi masalah ketimpangan dan kemiskinan global adalah berbeda di setiap negara. Jadi, globalisasi ekonomi belum sepenuhnya mampu mengatasi ketimpangan dan kemiskinan global. Hal itu disebabkan globalisasi ekonomi berpengaruh baik bagi negara-negara tertentu. Negara yang kaya akan semakin kaya dan negara yang tidak siap menghadapi arus globalisasi ekonomi akan mengalami kondisi sulit yang memaksa mereka bergantung pada negara dengan ekonomi unggul.
Pada akhirnya, globalisasi ekonomi mampu dilihat dari perspektif liberalis dan marxisme namun tidak secara bersamaan di masing-masing negara. Semua bergantung pada berbagai faktor, termasuk kebijakan pemerintah, struktur ekonomi, dan kondisi domestik masing-masing negara. Dalam pelaksanaannya, ekonomi global harus bertindak adil bagi semua negara pelaku ekonomi sehingga ketimpangan yang terjadi mampu diatasi dan mencapai pengurangan tingkat kemiskinan di masing-masing negara. Apabila negara-negara mampu mengurangi tingkat kemiskinannya, maka akan berdampak bagi pengurangan ketimpangan dan kemiskinan di taraf global.
PENUTUP
Globalisasi ekonomi ialah proses penerapan ekonomi nasional yang di tingkatkan pada sistem perekonomian global. Globalisasi ekonomi akan menciptakan hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi antar negara dan membentuk lalu lintas barang dan jasa yang nantinya akan membentuk perdagangan antarnegara. Globalisasi ekonomi erat kaitannya dengan sistem pasar bebas yang mendominasi landasan prinsip ekonominya. Pasar bebas memiliki pengertian yakni perdagangan yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan di negara yang berbeda dengan tidak adanya hambatan.
Terdapat perdebatan antara ekonom dunia mengenai dampak positif dan negatif dari globalisasi ekonomi. Pandangan yang mendukung globalisasi ekonomi untuk pengentasan kemiskinan dan ketimpangan global adalah pandangan liberalisme dengan sudut pandangan yang disebut "Ortodoks". Ortodoks agar kemiskinan mampu di entaskan adalah dengan integrasi ekonomi nasional ke dalam ekonomi global melalui perdagangan bebas dan kapitalis global (Andrew, 2011: 357). Sedangkan, terdapat pandangan Marxisme yang justru menyuarakan globalisasi ekonomi sebagai penyebab ketidakadilan dan ketimpangan. Negara maju sangat diuntungkan karena dengan power yang dar!Missing Operatori awal mereka miliki mampu mendominasi pasar dunia dan membuat negara berkembang akan terperangkap hingga akhirnya muncul ketergantungan.
Setelah diteliti, penelitian di Nigeria (Okungbowa Eburajolo, 2014), Pakistan (Imran, 2013), Turki (Kar, 2016) menunjukan globalisasi ekonomi mengurangi tingkat kemiskinan. Namun, negara berkembang di Asia, Amerika Latin, dan Afrika mengalami kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Hal ini menunjukan dampak globalisasi ekonomi bersifat tidak merata dan memberi dampak bervariasi pada berbagai negara. Hubungan perdagangan menjadi keuntungan para pemilik faktor-faktor produksi yang melimpah di suatu negara, akan tetapi para pemilik faktor-faktor produksi yang langka pada suatu negara akan mengalami hal yang berbeda yaitu kerugian akibat dari perdagangan internasional yang terjadi. Jadi, globalisasi ekonomi belum sepenuhnya mampu mengatasi ketimpangan dan kemiskinan global.
Globalisasi ekonomi mampu dilihat dari perspektif liberalis dan marxisme namun tidak secara bersamaan di masing-masing negara. Globalisasi ekonomi mampu mengurangi ketimpangan dan kemiskinan di suatu negara tertentu dan tidak dengan beberapa negara. Sehingga, meskipun globalisasi ekonomi adalah hal yang dipakai dalam sistem internasional, sistem yang terdapat dalam globalisasi ekonomi belum mampu mengatasi ketimpangan dan kemiskinan global secara menyeluruh di dunia global. Sistem yang terkandung dalam globalisasi ekonomi harus menerapkan system perdagangan yang adil dimana seluruh pelaku ekonomi mendapatkan keuntungan yang setara.
DAFTAR PUSTAKA
Â
Agusalim, L. (2017). GLOBALISASI EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI INDONESIA. Jurnal MODUS ristekdikti, 103-116.
Effendi, T. N. (2003). Globalisasi dan Kemiskinan. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , 141-160.
Heywood, A. (2011). Global Politics . New Work, USA : Palgrave MacMillan.
Nadia, Y. (2022, September ). Kompas.com. Retrieved from https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/30/080000969/dampak-dan-pengaruh-globalisasi-ekonomi-bagi-indonesia
Disusun oleh:Â
Enrika Vena Amelia Eristiawan   (151220109)
Muhammad Hafiedh Asshidiqie   (151220110)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H