Gresik - Sebuah penelitian tentang penerapan pengendalian kualitas statistik untuk mengurangi cacat produksi pada kayu flooring dilakukan di PT. Achmadi Pasca Perintis di Gresik. Penelitian ini bertujuan menganalisis akar penyebab cacat produksi kayu flooring dengan menggunakan Statistical Quality Control (SQC).
Menurut Enrico Ferdiansyah dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, tingginya tingkat cacat produksi berupa kayu retak, kayu tipis, dan kayu busuk menjadi permasalahan utama di PT. Achmadi Pasca Perintis. Selama 7 bulan terakhir, total cacat mencapai 75.279 unit dari 1.113.406 unit produksi kayu flooring.
Penelitian ini menggunakan 7 alat statistik, yaitu check sheet, control chart, pareto chart, fishbone diagram, histogram, scatter diagram, dan run chart. Hasil analisis menunjukkan bahwa cacat terbanyak adalah kayu tipis (40%) diikuti kayu retak (21%) dan kayu busuk (6%).
Penyebab utama cacat kayu retak adalah perubahan suhu dan kelembapan saat pengeringan. Cacat kayu tipis terjadi karena ketidakmerataan mesin perata. Sementara cacat kayu busuk diduga akibat penanganan bahan baku yang buruk.
Rekomendasi yang diberikan antara lain memonitor suhu dan kelembapan, perawatan mesin, membuat SOP penyimpanan, dan pelatihan operator. Dengan penerapan pengendalian kualitas secara statistik ini diharapkan dapat mengurangi cacat produksi kayu flooring di perusahaan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H