Prediksi terjadinya resesi ekonomi pada tahun 2024 juga dapat dilakukan menggunakan model ARIMA yang menganalisis data historis pertumbuhan ekonomi dan indikator lainnya. Namun, perlu diingat bahwa prediksi resesi juga melibatkan banyak faktor eksternal yang sulit diprediksi dengan akurasi tinggi. Berikut adalah beberapa kemungkinan prediksi resesi ekonomi pada tahun 2024:
Pertumbuhan yang Melambat: Prediksi ARIMA dapat menunjukkan adanya kemungkinan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024. Faktor seperti ketidakpastian politik, penurunan permintaan global, atau krisis keuangan dapat berkontribusi terhadap perlambatan ini.
Ketidakstabilan Pasar Keuangan: Jika terjadi gejolak di pasar keuangan global, seperti penurunan nilai saham secara drastis atau krisis mata uang, hal ini dapat menjadi indikator potensial resesi ekonomi pada tahun 2024. Namun, hal ini sulit diprediksi secara akurat menggunakan hanya model ARIMA.
-
Faktor Eksternal Tak Terduga: Perlu diingat bahwa prediksi resesi selalu sulit karena kemungkinan terjadinya faktor eksternal tak terduga. Misalnya, bencana alam besar, konflik geopolitik, atau peristiwa politik signifikan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap prospek ekonomi di masa depan.
Penelitian akan model ARIMA yang cocok perlu dilakukan lebih lanjut guna mendapatkan keakuratan peramalan untuk meramal suku bunga satu tahun ke depan.Â
 Laporan Proyek Permodelan Regresi dan Runtun WaktuÂ
Berikut ini merupakan salah satu contoh penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswi ilmu aktuaria Universitas Gadjah Mada. Tidak hanya meramalkan suku bunga saja, tetapi juga memberikan insight baru mengenai  fakta menarik tentang hubungan tingkat suku bunga di atas 5% dengan terjadinya resesi ekonomi selama kurun waktu 39 tahun. Dengan menggunakan metode probabilitas sederhana, didapat probabilitas bertahannya suku bunga di atas 5% adalah 81,25% dan untuk probabilitas terjadinya resesi ekonomi saat tingkat suku bunga berada di atas 5% adalah 83,33%.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode box-jenkins ARIMA terhadap data suku bunga The Fed dari Januari 1984 hingga Mei 2023 untuk mendapatkan model ARIMA terbaik dari mulai differencing data, uji signifikansi parameter, hingga uji diagnostik.  Model ARIMA yang didapatkan adalah model ARIMA(2,1,1) tanpa konstanta. Model yang didapatkan memiliki keakuratan dalam peramalan yang sangat baik dengan nilai Mean Absolute Percentage Error yang lebih rendah dari 10%. Dari hasil peramalan, suku bunga The Fed diperkirakan terus meningkat selama 12 bulan ke depan dan bertahan di atas 5%.Â
Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai peringatan akan peluang terjadinya krisis ekonomi yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga serta dapat memberikan insight kepada para pembaca akan pentingnya kita memahami komponen ekonomi makro dan hubungannya terhadap perekonomian dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H