Mohon tunggu...
Enrich Sjarief
Enrich Sjarief Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar Kolese Kanisius

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Melawan Calo di Terminal Bungurasih

27 April 2024   20:42 Diperbarui: 27 April 2024   20:49 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Terminal Bungurasih, atau terminal Purabaya adalah terminal yang berada di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Bungurasih sendiri namanya berasal dari tempat letaknya, yaitu Desa Bungurasih. Sebagai terminal yang melayani baik bis perkotaan(Trans Jatim dan Suroboyo Bus) dan bis antarkota, terminal ini melayani wilayah Surabaya Raya, yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia. Terminal ini juga menjadi terminal tersibuk di Asia Tenggara, yang melayani kurang lebih 20.000 penumpang setiap harinya. Bahkan pada hari terakhir puncak arus balik hari raya lebaran, terminal ini melayani 30.849 masyarakat.

Sayangnya, walaupun sudah dimodernisasi, terminal ini tidak luput dari calo-calo ganas yang mematok tarif tidak wajar. Calo-calo tersebut biasanya menarget calon penumpang pemula dan akan dipatok harga mahal. Ada warga di media sosial yang mengatakan, bila raut muka penumpang terlihat masih pemula, akan ditarik harga jauh diatas semestinya. Jika penumpang menolak tawaran calo, atau menyueki mereka, maka penumpang berpotensi dicemooh dengan berbagai singgungan. Oleh karena itu, mental calon penumpang harus memiliki mental yang kuat menghadapi semuanya.

Solusi temporer yang sudah disarankan beberapa warga yang terbiasa naik dari terminal tersebut adalah memasang raut muka yang pede agar tidak dikira sebagai pemula. Pengguna lain menyarankan membeli tiket online dan mencetak tiket di lokasi, serta menanyakan tempat ke pedagang atau dishub, sebab orang berseragam PO bis atau sejenisnya hampir tidak bisa dipercaya lagi. Bahkan, terkadang dishub kurang dapat dipercaya karena hanya akan mengarahkan ke suatu tempat lain. Saking ganasnya masalah calo yang ada, bahkan pengelola terminal hanya bisa meminta pemudik mengikuti arahan petugas setelah mengerahkan petugas untuk patroli di terminal. Keganasan ini sudah menghadang berbagai penumpang selama beberapa tahun.

Dari masalah ini, tentu ada banyak korban dari kelompok calon penumpang pemula yang membayar jauh dari tarif yang semestinya. Calo terkadang bisa datang di pintu utama, dan berkerumun, serta saat penumpang yang sudah membeli dari calo tersebut bisa saja malah dimintai lagi membayar tiket didalam bis. Kasus ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu, dilihat dari suatu peristiwa di tahun 2018 dimana tarif karcis bis relasi Surabaya-Madiun yang semestinya hanya 49 ribu Rupiah, menjadi 400 ribu Rupiah, dan setelah mendapat tiket, diminta membayar lagi oleh pihak lain. Oknum yang melakukan pemerasan tersebut saat itu ada total 4 pelaku yang tertangkap, dan tentunya hingga sekarang masih banyak pemerasan serupa yang masih merajalela. Pada masa yang akan datang, penertiban harus dilakukan seiring dengan berkembangnya zaman.

Untuk jangka panjang, pemerintah bisa menertibkan calo dengan metode "kekerasan". Metode ini adalah metode yang juga diterapkan saat Ignasius Jonan menertibkan BUMN Perumka(Perusahaan Umum Kereta Api), yang berubah nama menjadi PT KAI(PT Kereta Api Indonesia). Pada awal-awal kepemimpinannya, prosesnya mentransformasi moda kereta api tidak mudah, sebab beliau juga didemo oleh berbagai pihak seperti pedagang yang menolak penggusuran. Petugas yang ada terkadang dilempari dan banyak pedagang tidak resmi yang melakukan unjuk rasa. Tenaga kerja di BUMN tersebut juga dinaikkan gajinya agar dapat bekerja lebih optimal. Tahun sebelum Jonan masuk, Perumka rugi 150 miliar Rupiah, dan satu tahun setelah beliau bergabung, PT KAI membukukan laba 83 miliar Rupiah. 

Dari cerita tersebut, maka menurut saya solusi terbaik untuk menertibkan calo yang menggerogot keadaan terminal Bungurasih. Tentunya, akan pecah beberapa demo dari calo yang merasa kehilangan sumber pendapatannya. Namun, bila penertiban dilakukan menggunakan kekerasan akan lebih menguntungkan jangka panjang karena calo-calo yang mengunjuk rasa tentunya tidak akan melakukannya selamanya. Maka dari itu, dibutuhkan sosok pemimpin sejati yang pantang menyerah, serta konsistem mencapai tujuannya. Bila Perumka sudah mengalami transformasi yang dipiloti seorang pemimpin sejati, kira-kira siapa yang bisa dengan gigih melakukan pemberantasan calo di terminal Bungurasih?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun