Seperti yang disampaikan oleh Jacinda Ardern, penting untuk memahami bahwa sukses mengendalikan COVID-19 bukan hanya dilihat dari 0 kasus karena kasus pasti selalu ada, melainkan dengan sigap bertindak demi mengupayakan minimnya kasus dengan pengujian dan langkah sigap lainnya (McGuire, 2020, hal.12).
Komunikasi yang baik di tengah ancaman global harus terus dipuayakan agar masyarakat sebagai bagian dari pihak yang terdampak terus mendapatkan informasi dan pemahaman baru.
Jacinda Ardern memanfaatkan perkembangan teknologi dan media sosial, khususnya Facebook Live dan podcast dengan mengadakan siaran interaktif non-formal agar setiap pihak dapat menyampaikan pendapatnya secara langsung disertai dengan kebebasan untuk berbagi pengalaman aktivitas selama pandemi.
Terhitung sudah lebih dari lima kali Jacinda Ardern melakukan facebook live (McGuire, 2020, hal 11.). Tak hanya itu, Jacinda Ardern juga menyampaikan ke publik tentang kolaborasi data-data penting bagi perkembangan COVID-19 di Selandia Baru.
Meskipun terbatas, Jacinda Ardern tetap menunjukkan bahwa komunikasi pada situasi krisis juga menjadi salah satu aspek vital. Menjelaskan tanggung jawabnya yang besar, Jacinda Ardern mendorong setiap individu untuk bersikap penuh kasih bagi orang lain dan mengedepankan semangat “our team of million” yang berarti adanya persatuan dari masyarakat untuk menghadapi COVID-19. Tidak hanya sekedar ucapan, nilai kepedulian dan keadilan juga terus disampaikan.
Salah satu bentuk nyata kepedulian Jacinda Ardern adalah dengan tegas menyampaikan pemotongan 20% gaji dari seluruh meneteri termasuk dirinya sendiri sebagai solidaritas atas warga yang kehilangan pekerjaan. Ia menyampaikan bahwa pengorbanan diri seorang pemimpin adalah hal penting (McGure, 2020, hal.10). Nilai-nilai kepedulian baru di tengah situasi krisis terus disebarluaskan.
Oleh sebab itu, melihat pada gaya kepemimpinan di masa krisis, sosok Jacinda Adern sudah menunjukkan bahwa komunikasi harus terus ditekankan dengan nilai-nilai cepat dan akurat agar memberikan dampak (Boin, 2009).
Kebijakan dan komunikasi yang sudah diterapkan dengan penuh keyakinan akan semakin mendorong kepercayaan dari masyarakat terhadap sosok pemimpin. Hal ini tercermin dengan melihat bahwa komunikasi terbuka dan kesempatan dari setiap individu untuk berargumen telah diupayakan oleh Jacinda Adern.
Latar belakang yang berbeda menyebabkan keberagaman tantangan dari setiap individu dalam menghadapi pandemi. Pemerintah Selandia Baru berusaha memahami hal ini dan terus menunjukkan kepedulian nyata. Pada akhirnya, tindakan pemerintah juga direspon positif oleh masyarakat.
Masyarakat menilai perlu untuk terus meningkatkan kepercayaan pada pemerintah. Menurut Reynolds dan Quinn (2008), selama krisis ini berlangsung, gaya komunikasi yang terbuka dan terus ditekankan pada pihak tertentu dapat menimbulkan kepercayaan publik dan mendorong individu untuk terlibat dalam perilaku-perilaku positif.
Nilai-nilai kepedulian baru bersama dengan penguatan makna “our team of million” telah menjadi seruan informal bagi masyarakat Selandia Baru untuk kembali saling melindungi satu sama lain serta membentuk pola solidaritas sosial yang kuat melalui peran peran sosial yang dijalani setiap individu akibat hadirnya tantangan bersama.