3. Suatu saat ada murid saya yang sudah seminggu bolos, ketika orangtuanya dipanggil, ia mengatakan bahwa anaknya tidak mau sekolah karena keinginannya belum dipenuhi. Ketika saya tanya, anak ini ingin apa? Beliau bilang ingin motor. Sesungguhnya orangtuanya sudah membelikannya motor bekas, tapi anaknya ingin yang baru.
4. Akhir-akhir ini murid-murid saya sering tidak masuk sekolah dengan alasan izin ada kepentingan keluarga. Kalau hanya satu atau dua kali dengan alasan pasti dan rasional, misal kakak menikah ya wajar. Ini ada anak yang setiap minggu ada izin karena kepentingan keluaraga, kan aneh! Bukankah kewajiban utama mereka belajar, apalagi sudah kelas XII! Bukankah mereka belum berkeluarga? Tapi yang mengirim pemberitahuan itu adalah orangtuanya.Â
Usut punya usut, ternyata anak tersebut ketika dia malas pergi ke sekolah, merajuk pada orangtuanya untuk dibuatkan surat izin dengan alasan ada kepentingan keluarga. Bila bolos kan catatan merah, dan kalau alasan sakit, takut nanti sakit beneran!
Dari 4 kasus di atas, kita dapat menyimpulkan, betapa lemahnya para orangtua. Mereka betul-betul bermental stroberi! Rapuh dan mudah rusak, tidak berdaya!
Mumpung masih ada waktu, mari kita introspeksi diri, kita renungkan, kita evaluasi cara mendidik dan menumpahkan kasih sayang kita kepada putra/putri tercinta. Sudah benarkah? Apakah pola asuh kita selama ini, akan membuat putra/putri tercinta kelak menjadi generasi tangguh yang siap menjadi pemenang dalam mengarungi zaman; atau malah menjadi pecundang?
#hientikanpraktikstrawberryparents!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H