Mohon tunggu...
Enok Ratnayu
Enok Ratnayu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Enok Ratnayu seorang ibu rumah tangga yang juga seorang guru. Tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan, religi, psikologi, filsafat, sastra, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar dari Teknik Pendidikan Pondok Pesantren

21 Maret 2023   16:08 Diperbarui: 21 Maret 2023   16:10 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Inilah keajaiban doa seorang kiai, seorang guru!

Membaca kisah tersebut, saya jadi merenung, "Bagaimana dengan teknik pendidikan di sekolah(???) Apakah para guru zaman now masih menyadari tentang tugas dan fungsi pendidik yang sesungguhnya? Masih ingatkah apa yang diamanatkan mata kuliah pedagogik dan psikologi pendidikan?" Saya kok jadi meneteskan air mata! Saat ini banyak sekolah sebagai lembaga pendidikan yang sudah lupa akan ruhnya.

Di masa pandemi ini, keadaan serba sulit. Semua orang sakit! Tidak hanya jasmani, namun juga rohani! Tak terkecuali di lingkungan sekolah. Dengan sistem belajar daring, banyak masalah yang timbul yang mengakibatkan semua orang jadi stress. Guru, murid, dan orang tua semua stress! Banyak siswa yang tidak menunaikan tugas belajarnya karena berbagai alasan. Mulai dari fasilitas (HP, laptop, dan kuota); sikap siswa yang malas dan kurang bertanggung jawab; orang tua yang kurang perhatian; juga guru yang kurang kontrol. Efek selanjutnya di akhir semester banyak siswa yang tidak memenuhi syarat untuk naik kelas.
Berbagai pilihan ditawarkan kepada siswa sekaligus orang tuanya. Mereka siap tidak naik kelas? Naik kelas, tapi harus pindah sekolah? Bahkan tawaran untuk mengundurkan diri, tanpa diperhitungkan solusi dan efek selanjutnya.

Sepertinya kita memang sedang sakit kronis, termasuk nurani!

Saya jadi berpikir, itu anak-anak yang mengundurkan diri dari sekolah, selanjutnya mau ke mana? Masihkah mereka punya peluang untuk daftar di sekolah negeri yang ringan biaya? Bahkan bebas SPP? Ataukah hanya bisa ke swasta yang biaya masuknya tidak sedikit? Mampukah para orang tua menembus biaya sekolah swasta di saat pandemi dengan keadaan serba sulit? Jangan-jangan mereka, para siswa yang mengundurkan diri tersebut, keadaannya semakin hancur (??) Bukan hal yang tidak mungkin mereka mendapat KDRT baik fisik maupun verbal dari kedua orang tuanya juga keluarganya (?) Lantas mereka harus ke mana(??) Menjadi anak jalanan? Kabur dari rumah? Bila anak remaja sudah pecah hati, ini sangat berbahaya! Mereka bisa terjerumus kepada hal-hal negatif demi meluapkan emosi tanpa memperhitungkan efek selanjutnya. Masa depan mereka bisa hancur! Astagfirullohalafziim! Semoga hal tersebut tidak pernah terjadi!

Kita para orang tua, guru, juga sebagai anggota masyarakat; semoga tetap memiliki cinta dan kasih sayang yang tulus terhadap Tunas-Tunas Bangsa sebagai generasi penerus! Kita tetap selalu memperhitungkan masa depan mereka. Kita selalu peduli terhadap mereka sebagai pemegang estafeta bangsa ini!

Bukankah cerita tentang Teknik Pendidikan di Pondok Pesantren tersebut, bisa menginspirasi kita sebagai pendidik di tiga lingkungan pendidikan sesuai konsep Ki Hajar Dewantara (rumah, sekolah, dan masyarakat)!

Semoga kita diselamatkan Alloh dari predikat "Pendidik yang Dzolim"!

(Tulisan ini ditulis ketika masa pandemi covid-19, 2021)

***

*) Enok Ratnayu adalah lulusan Diksatrasia IKIP Bandung (Universitas Pendidikan Indonesia), angkatan 1991. Sekarang menjadi Guru Bahasa Indonesia di SMKN 12 Malang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun