Selama periode januari-oktober 2016 ini, berdasarkan data yang dirilis Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), tercatat sudah ada 3,8 juta unit skuter matik (skutik) yang terjual pada konsumen tanah air... Itu artinya, tipe sepeda motor yang awalnya identik dengan kaum hawa tersebut mampu terjual sebanyak 380 ribuan unit perbulan, atau 12 ribuan unit perhari, atau 527 unit yang terjual setiap jamnya - kalau ada yang mau beli skutik pukul 3 pagi.
Angka yang sangat-sangat besar, dan menurut banyak pihak, berpeluang membuat kota megapolitan kita mengalami darurat kemacetan dalam beberapa tahun kedepan, jika situasinya terus berlangsung seperti ini.
Sebagai salah satu pelaku dan pengamat dunia Roda 2 yang eksis di jagad maya, jangan kira saya sudah berdiam diri saja. Sudah panjang lebar beribu kata saya tulis betapa Inferiornya skuter matik terhadap tipe motor yang lain (bebek atau sport) via blog pribadi. Tapi rasanya percuma, sudah 'dibully-dicemooh' bagaimanapun caranya, jenis motor yang paling laku di Indonesia ya tetap Skutik! Dibandingkan dengan angkutan umum, busway, bus kota? Are you kidding me? Membandingkan skuter matik dengan moda transportasi masal tadi secara efektifitas, fungsionalitas dan praktikalitas, hanya membuat kondisi semakin memburuk.
Dibilang motor 'anti-ngangkang' lah, motor kaum hawa lah, terlihat feminin lah, inilah, itulah, toh pada akhirnya sama saja bukan? Dibilang nggak cocok bagaimanapun, (saat ini) mayoritas kaum pria yang sehari-hari riding pakai sepeda motor justru memilih skuter matik dan lucunya, jumlahnya malah jauh lebih banyak dibanding kaum wanita yang pakai skuter matik. Kadang menggelitik juga sih kalau dengar cerita rekan-rekan pemotor.Â
Ada yang niat beli skutik untuk operasional istri atau anak misalnya. Eh, malah ujung-ujungnya malah dipakai sendiri. Yang lebih parah, saking 'teracuni' nya, ada yang rela melego motor sport 250ccnya kemudian diganti skutik entry-level juga lho… Ibarat turun kasta dari iPhone nan canggih ke Nokia jadul yang berlayar kuning.
Kemudian, setahun silam saya juga pernah menulis tentang payahnya durability part skuter matik jika dibandingkan dengan motor bebek, atau sport… Apalagi kalau sudah bahas area CVT, wah pasti nggak ada habisnya deh! Pokoknya dalam jangka 2-3 tahun, tipe motor yang dikenal 'minim perawatan' tersebut, bakal berubah 180 derajat jadi motor yang 'manja' - apalagi jika perawatannya pas-pasan, alias "pas punya duit doang diservis".Â
Tapi jawaban mereka ternyata lebih mengejutkan lagi, faktanya cuma segelintir konsumen yang peduli dengan hal tersebut. Kebanyakan malah nggak ambil pusing, dengan alibi canggih: “Ah, 2-3 tahun lagi juga ada model baru Kang… Tinggal ganti deh !“, jawabannya semudah berpindah hati dari ABG yang satu, ke cabe-cabean lainnya.
Tapi pada akhirnya, ya kembali seperti yang dibahas di awal artikel tadi. Bully dan cemoohan tersebut jadi nggak berguna sama sekali. Toh, orang Indonesia lebih seneng males-malesan sambil pakai yang kendaraan yang hemat dan mur-mer-ceng ala skuter matik! Nggak heran juga sih, karena kondisi di kota-kota besar yang macetnya masuk kategori luar biasa juga mendukung hal ini.
Ditambah dengan kemudahan serta beragam promo yang diberikan produsen dalam pembelian skuter matik, baik secara kredit ataupun cash. Sudah capek kerja seharian, kan jadi nggak asik kalau masih ditambah capek oper gigi, narik kopling & riding motor berbobot 130 kg keatas... Lebih hemat BBM dan lebih lincah pula! Apalagi ditambah pikiran cicilan motor sport yang tergolong tinggi, kacau deh. So, Dalam hal ini bisa saya simpulkan: Skutik pun bisa diibaratkan jadi 'obat stress' para konsumen roda 2 di kota-kota besar. . .
Tapi bulan-bulan berikutnya, rasanya lelah juga harus bawa motor 148 Kg setiap hari, apalagi posisi ridingnya juga lebih nunduk dan membuat telapak tangan cepat keram... So, akhirnya saya pun kembali pakai Spacy Helm-in yang punya akselerasi 0-100 Km/h dalam waktu seumur hidup - karena jauh lebih mudah, efisien & praktis! Ini fakta, saya alami sendiri, dan nggak dilebih-lebihkan loh ya, wkwkwk.
Pada akhirnya, suka nggak suka, seneng nggak seneng, ikhlas nggak ikhlas, sebagai seorang pemilik SIM C, kita tetap harus menyukai skutik, Dibalik apapun kelemahan & kekurangannya, yang jelas, jenis motor inilah yang punya tingkat kemudahan serta kepraktisan tertinggi! Sekalipun feeling kita lebih 'happy' pakai motor bebek, sport, atau motor gede yang bertenaga badak - nggak ada salahnya koq, pelihara 1 skutik tambahan di garasi rumah - dan jadi salah satu penyebab kemacetan kota-kota besar. Jika memang itu sumber kemacetannya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H