Sekitar seminggu yang lalu saya mengupas tuntas soal minimnya promosi TVS Apache RTR 200 4V lewat blog pribadi... Dan siapa sangka, beberapa hari kemudian ada undangan Joy Ride bareng TVS dan Kompasiana ke Purwakarta. Kebetulan atau keberuntungan? Ah, itu nggak penting! Karena bagian paling pentingnya, finally, bisa mengetes salah satu motor yang masih asing untuk tangan kanan saya ini. Ditambah bonus 'mengobrak-abrik' Pabriknya pula... Mungkin terdengar biasa-biasa aja untuk yang nggak doyan otomotif. Tapi untuk para 'gearheads'? Its Fuckin'tastic!
So, pagi itu (23 Agustus 2016) saya berangkat lebih awal... Bukan bermaksud cari muka ke atasan loh ya, melainkan supaya nggak terlambat sampai di meeting point Main Dealer TVS Dewi Sartika. Meskipun kenyataannya dilapangan? Ya begitulah, ngaret dikiiiitt. Untungnya ada macet Jakarta yang bisa dijadikan alibi, hahahaa...
Sampai di Lokasi, 1 unit TVS Apache RTR 200 4V berwarna merah langsung saya booking. Ternyata pilihan saya tersebut adalah unit test yang pernah menorehkan rekor kecepatan 144 Km/jam via Straight Sentul oleh seorang rekan saya di media online kenamaan... Belum sempat merasa kagum dan tertantang, sesaat kemudian saya dihadapkan dengan fakta kalau odometernya menunjukkan angka 4.000 km+, Tangki bergoyang bak puding coklat, serta kondisi Clutch (kopling) yang...ah, berantakan! Bisa ketemu posisi gear 'N' alias Netral dalam waktu kurang dari 30 detik, bakal saya acungi 2 jempol.
Setelah istirahat sebentar di Bekasi (sebenarnya sih lagi nunggu yang kena razia), perjalanan kembali dilanjutkan. Disini rasa capek setelah kemacetan terganti dengan perasaan exciting melewati jalur favorit saya: Cibitung - SGC - Karawang, Jalur yang sering saya lewati entah itu pakai skutik Spacy Helm-in ataupun streetfighter Z250 Super Lightweight. So, gimana rasanya pakai TVS Apache RTR 200 4V Kang Eno?
Karena artikel ini adalah cerita perjalanan TVS Joy Ride bareng Kompasianers - So, review komplit seputar Streetfighter berkapasitas mesin 200cc ini bakal saya kupas tuntas di tulisan berbeda... Saya jamin bakal seru, ditunggu aja ya!
Bersamaan dengan jam pulang kerja Karyawan TVS (16:30), kami juga ikutan melanjutkan perjalanan menuju lokasi bermalam di Resort Giri Tirta Kahuripan, Purwakarta... Itu lho, yang skypoolnya lagi ngetrend di kalangan 'instagramanus'.
Dari sini saya coba bertukar motor menggunakan bebek underbone 125cc, TVS RockZ. Yang nantinya bakal jadi keputusan terburuk saya selama perjalanan, karena harus melewati jalur Curug-Purwakarta, dengan truk-truk besarnya yang terkenal menantang. Meski bukan yang pertama kali melewati trek ini sebagai solo rider, tapi tetap saja rasanya bakal berbeda saat group riding.
Saya juga terheran-heran... Sampai akhirnya melambaikan tangan dan ganti transmisi seperti bebek clutch otomatis biasa. Hasilnya bisa ditebak, beberapa kali saya tercecer di urutan terakhir rombongan dan merepotkan end sweeper dari komunitas TMC... Hahahaa, sorry ya Bro!
Masuk Jalur mendaki, sepi dan berliku menuju Wanayasa, barulah saya bisa sedikit berceloteh "Nah begini kek dari tadi!". Keberadaan kopling manual sangat membantu bebek 125cc ini untuk mengurangi hentakan back-torque saat mengurangi gigi transmisi... Efeknya, setiap ada spot corner mendaki, saya bisa mengurangi gear lebih leluasa sambil gantung RPM. Setelah lepas tikungan, Vrooommm.... TVS RockZ Kicked In, Yo'!
Sekaligus memberi pelajaran penting ke kita semua, bahwa nggak selamanya bikers bisa dipandang sebelah mata! Masih banyak yang jiwa 'brotherhood' nya bahkan lebih tinggi dari kalangan yang bisanya cuma mencela. Catat!
Sambutan udara dingin, plus air dingin kamar mandi yang mulai menusuk perut #eh kulit, membuat nafsu makan malam saya semakin liar. Ditemani view skypool Giri Tirta yang indah di malam hari - beberapa irisan daging sapi, tahu goreng, ayam dan cumi-cumi pun memenuhi piring... Tanpa ada rasa malu dibilang kelaparan, karena memang faktanya demikian. Sayang, irisan daging sapinya nggak lebih empuk dari selembar triplek.
Dan nggak cuma itu, perbincangan terbuka ini juga menghasilkan banyak pengetahuan baru tentang TVS secara keseluruhan... Penasaran apa saja? Tunggu di artikel selanjutnya ya!
Saking serunya perbincangan, tanpa terasa, waktu menunjukkan pukul 23:00. Meskipun Om Radja sudah menutup sesi tanya-jawab, dan kami sudah kembali ke kamar tempat bermalam... Tapi saya tetap belum bisa tidur. Kenapa? Karena teman sekamar saya ternyata Om Zul yang juga salah satu wartawan tabloid sepakbola.
Wah klop deh, ngobrol sampai lewat tengah malam! Sampai akhirnya kantung mata memberat, seakan meminta dengan halus: "Waktunya Bobooo!". Nah, daripada yang membaca artikel ini juga ikutan lelah, mending kita lanjut besok deh ya. I mean, Artikelnya, hahahaa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H