Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur dan Social Worker, --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kasus Amalia dan Wajah Pendidikan Anti Kritik?

12 September 2024   23:21 Diperbarui: 12 September 2024   23:27 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : surya.co.id -tribune

Potret pendidikan anti kritik dan tidak mendahulukan adab, bisa menjadi bumerang di masa mendatang.

Nama ibu guru SMK ini Amalia Wahyuni. Baru-baru ini, namanya viral karena berani menegur Kadisdikbud (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan)  Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammadun, yang merokok di ruang acara tertutup berpendingin. 

Sayangnya, Kadisdikbud malah meminta Amalia untuk keluar ruangan karena merasa tak nyaman ditegur Selain merokok, kepala dinas ini sebenarnya juga memakai sandal di ruang rapat (Radar Banjarmasin, 9/11)

Amalia tentu punya alasan menegur atasannya tersebut. Selain dia tak bisa mencium asap rokok, apalagi di ruangan berpendingin, Amalia juga merasa atasannya tersebut melanggar sejumlah peraturan. Seperti merokok dalam ruangan dan merokok ketika sedang ada kegiatan bersama para bawahannya.

Kasus ini makin panjang karena kemudian Amalia kemudian curhat di media sosial lewat unggahan di akun pribadinya @amaliawyn yang tentu saja menimbulkan pro dan kontra lagi.

Cerita lanjutnya, Amalia akhirnya diistirahatkan untuk waktu yang tidak ditentukan dari tempatnya mengajar. Yang juga mengherankan dari kasus ini, banyak sekali guru dan kepala sekolah yang pro terhadap atasan mereka alias kadisdikbud.

Belum jelas alasan pasti mengapa Amalia diistirahatkan oleh kepala sekolah. tempatnya mengajar. Apakah karena ingin "menyelidiki" masalah ini dengan tenang terlebih dahulu atau memang ada instruksi dari atasannya tersebut?
Yang jelas, sikap kepala sekolah yang seperti tergesa mengambil tindakan ini cukup disayangkan. Kepala sekolah yangs eharusnya netral terlihat berpihak pada atasannya tersebut. 

Namun demikian, Amalia bisa dikatakan penuh dukungan juga. Bukan hanya dari netizen tetapi juga dari akademisi, mahasiswa dan LSM khususnya yang berada di Kalsel. Bahkan kemudian juga muncul petisi dukungan terhadap Amalia yang sudah ditandatangani ratusan orang. Petisi selain berisi dukungan juga meminta pihak terkait mempertimbangkan pemecatan Kadisdikbud.

  

BEGINIKAH WAJAH PENDIDIKAN KITA?

Kasus ini menarik karena tidak sekedar kasus Amalia sebagai bawahan yang menegur atasannya, tapi bisa mencerminkan wajah pendidikan kita secara umum. Beberapa hal dibawah ini mungkin bisa jadi catatan terhadap kasus ini khususnya hubungannya dengan dunia pendidikan.

* Pendidikan anti kritik

Tentu saja kita semua tahu, adalah hak setiap orang untuk berpendapat. Apalagi di dunia pendidikan. Dalam kasus Amalia, ibu guru mengampaikan keberatannya karena pimpinannya merokok di ruangan berpendingin, namun pimpinan malah menyuruh keluar ruangan.Tentu saja, ini menunjukkan pimpinan yang anti dikritik, apalagi oleh anak buahnya yang hanya seorang guru honorer.

*Pendidikan mengesampingkan Adab dan etika 

Sebagai pejabat publik, seorang kepala dinas pendidikan apalagi di tingkat provinsi tentu bukan jabatan yang main-main. Tentu ada adab dan etika yang harus dijunjung tinggi. Antara lain misalnya wajib menjadi panutan bagi bawahannya termasuk taat aturan pada hal-hal kecil. Merokok dalam ruangan, tentu saja sudah salah. Apalagi bila itu dilakukan seorang atasan dalam sebuah pertemuan.

* Pendidikan minim karakter

Karakter yang baik tentu saja menjadi modal dasar bagi siapapun untuk berkembang.kasus seperti ini sekali lagi membuktikan pendidikan karakter seperti keberanian, integritas dan komunikasi yang baik tidak mendapat penghargaan yang layak. Pendidikan minim karakter tentu sangat buruk untuk masa depan dunia pendidikan sendiri.

Semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi siapun untuk mengedepankan adab dan akhlak sehingga tidak perlu sampai ditegur bawahan karena memang sudah menyadari adab yang baik ketika di tempat umum atau berinteraksi dengan orang lain.

Kasus ini juga menjadi pelajaran bagi semua pentingnya menghargai keberanian dan keterbukaan dalam berpendapat selagi itu hal yang benar dan baik bagi semua. 

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun