Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Overthinking Memikirkan Masa Depan? Lakukan Hal-hal Berikut

7 Agustus 2024   14:20 Diperbarui: 8 Agustus 2024   18:39 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Unsplash

Apakah kamu salah seorang yang suka memikirkan masa depan secara berlebihan alias overthinking?

Serbuan media sosial (medsos) yang masif terkadang menimbulkan efek negatif. Salah satunya memikirkan soal masa depan terlalu mendalam.

Media sosial menggambarkan masa depan sebagai sesuatu yang menakutkan dan harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh.

Sebagian ilustrasi yang digambarkan medsos tersebut memang benar adanya. Jangan sampai masa depan atau masa tua mengalami sesuatu yang buruk akibat tidak dipikirkan sejak muda, misalnya. Atau akan terulang terjadinya sandwich generation dan berbagai hal lainnya yang tentu tidak diinginkan.

Namun memikirkan masa depan secara berlebihan (overthinking) tentu bukan hal yang bisa dibenarkan.

Masa depan bisa jadi akan datang, bisa jadi juga tidak akan pernah datang

Masa depan sejatinya bukan sesuatu yang bisa dipastikan dan berbagai kemungkinan bisa saja terjadi. Yang sudah pernah terjadi tentu saja hanya masa lalu, yang nyatanya bisa kita lalu dengan baik. Dan yang benar-benar riil terjadi sesungguhnya adalah apa yang sedang kita jalani saat ini. 

Mengapa Bisa Overthinking Tentang Masa Depan?

Sebenarnya ketika seseorang merasakan kekhawatiran akan masa depan itu hal yang manusiawi saja. Bagaimanapun masa depan adalah sesuatu yang tidak pasti dan barangkali sesuatu yang tidak bisa diprediksi oleh siapapun di dunia ini.

Tetapi sering overthinking tentang masa depan ternyata berbahaya juga.

Memikirkan secara berlebihan dengan apa yang terjadi esok hari sampai ada kecemasan dikenal dengan kecemasan antisipatori.

Kecemasan antisipatori merupakan kondisi peningkatan kecemasan karena memikirkan suatu peristiwa atau situasi di masa depan. Kecemasan antisipatori bisa muncul dalam banyak bentuk seperti rasa gugup hingga ketakutan yang sangat tinggi.(kompas.com).

Beberapa orang mungkin belum sampai kepada tahap kecemasan antisipatori ini tetapi ketika sudah memikirkan masa depan secara berlebihan hidup bisa menjadi tidak normal lagi. Salah satu tanda yang sering dirasakan adalah gejala susah tidur.

Hanya gara-gara memikirkan masa depan secara berlebihan, seperti : apakah esok bisa mencapai cita-cita yang sudah diupayakan dengan sepenuh hati ini? Apakah kelak bisa menemukan pasangan hidup yang tepat? Siapa sebenarnya jodoh saya? Dan berbagai pikiran yang ada hubungannya dengan masa depan dan sulit ditebak.

Overthinking tentang masa depan memang bisa menimpa siapa saja. Ada banyak alasan mengapa seseorang sampai segitu overthinkingnya. Salah satunya ya soal ketidakpastian tadi. Kita tidak bisa memprediksi apa yang terjadi di masa depan dan itu membuat cemas.

Hal lain biasanya yang membuat seseorang memikirkan secara berlebihan soal masa depan adalah pengalamannya di masa lalu. Masa lalu yang buruk –walau sudah dilalui – menimbulkan kecemasan baru dan ada ketakutan akan terjadi lagi di masa depan.

Overthinking soal masa depan bisa juga karena perbandingan sosial. Apalagi seperti yang dijelaskan diatas, medsos sudah semakin banyak “menakut-nakuti” soal sulitnya masa depan. Konten reels misalnya, di satu sisi menghibur buat penikmat medsos di sela-sela waktu sibuk, namun di sisi lain membuat seperti ada perbandingan sosial.

Termasuk soal masa depan. Akhirnya seseorang yang belum memiliki tabungan yang banyak, merasa tidak punya aset buat menjemput masa depan atau tidak memiliki dana pensiun yang dirasa cukup, menjadi cemas dengan diri sendiri menghadapi masa depannya. Apalagi melihat konten orang lain yang hidup berkecukupan, masa depan terjamin, sering liburan di hari tuanya dan lainnya.

Rayakan hari ini

Bagaimana menghadapi ketakutan akan masa depan ini? Mungkin sebenarnya kuncinya ada pada pola pikir (mindset) diri sendiri.

Hal yang bisa dilakukan adalah menyadari bahwa masa depan sesuatu yang tidak pasti dan susah diprediksi. Ini tentu harus diyakini sehingga kita juga mengetahui tidak perlu terlalu berlebihan untuk memikirkan sesuatu yang belum pasti akan dihadapi.

Kedua, dengan cara merayakan hari ini. Karena memang hari inilah yang benar-benar nyata kita hadapi. Berikan hal yang terbaik untuk hari ini, dalam hal apa saja walau kelihatan receh dan remeh. Semisal memberikan makanan enak bergizi buat keluarga di rumah.

Ketiga, meyakinkan diri bahwa masa depan akan baik-baik saja. Kita sudah sangat banyak melalui berbagai peristiwa di masa lalu. Susah dan senang sudah kita lalui dengan baik. Kalaupun ada kendala dan masalah, pada akhirnya kita juga bisa melaluinya.

Pada akhirnya masa depan memang penuh ketidakpastian. Kita boleh saja merencanakan dan menyiapkan banyak hal termasuk mempersiapkan diri dari sisi finansial.

Tetapi juga harus tetap ingat bahwa semua sisi kehidupan ada yang mengendalikan-Nya. Ada banyak yang tidak bisa kita kendalikan. Tugas kita hanya sampai melakukan yang terbaik yang bisa kita kendalikan dan bisa kita lakukan.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun