Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hidup yang Begini-Begini Saja, Salahnya di Mana?

1 Oktober 2024   14:35 Diperbarui: 13 Oktober 2024   10:28 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bersantai di rumah. (Sumber: PEXELS/ARTEM PODREZ via kompas.com) 

Hidup yang rasanya begini-begini saja. Hari-hari dilalui dengan rutinitas belaka. Salahkah?

"Sudah Oktober guys, sedih," isi WA seorang teman pagi tadi.  

Sedih kenapa? Ternyata dia merasa hidupnya begini-begini saja. Padahal tiga bulan lagi, tahun sudah berganti. Sebenarnya yang dia rasakan, tidak jauh berbeda dengan yang saya rasakan juga. 

Hidup terasa berjalan cepat hingga sampai di bulan ke-10 di 2024 ini. Hidup berjalan cepat tapi pencapaian terasa jalan ditempat dan kita jauh tertinggal dari kawan-kawan seangkatan. 

Benarkah demikian?

Seorang kawan lain berkisah dan mengeluhkan hidupnya yang sehari-hari dilaluinya dengan rutinitas belaka walaupun dia mengaku sejauh ini belum bosan dengan rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga saja. 

Memang belum membosankan, tapi yang menjadi catatan juga, hidup yang menurutnya begini-begini saja tersebut membuatnya tak mampu meraih banyak mimpi yang pernah dia ciptakan sebelum-sebelumnya. " Bagaimana bisa terwujud, kalau hidup begini-begini saja," tambahnya.

Hidup yang begini-begini saja , saya yakin juga dirasakan banyak orang. Cuma bedanya ada yang mengeluh tapi tetap bergerak, ada juga yang diam dan terus saja bergerak juga.

benarkah hidup yang begini-begini saja itu menyedihkan? Benarkah hidup yang begini saja menyebalkan? Apa kehidupan yang sebenarnya kita maui itu, apakah kita belum juga menemukannya?

Mempertahankan Harapan dan Mimpi

Hidup yang terasa dan terlihat begini-begini saja paling tidak karena beberapa faktor. Misalnya karena memang hidup yang dilalui hari-harinya terasa sama alias monoton. 

Tentu saja hidup yang monoton sangat membosankan. Apalagi hari yang dilalui sama terus. Misal seorang ibu rumah tangga yang dari bangun tidur sampai tidur lagi tak berhenti beraktivitas, tentu saja ada titik lelah dan bosannya.

Faktor lain biasanya soal tujuan hidup tidak jelas atau mengambang. Kata orang, hidup memang harus ada tujuannya mau dibawa kemana. Minimal memang harus dirumuskan, hidup seperti apa yang diinginkan kedepannya.  Adakah mimpi-mimpi yang ingin diraih kedepannya?

Bisa juga karena suka membandingkan hidup dengan orang lain. Apalagi orang-orang yang melihat kehidupan orang lain di media, jelaslah kita merasa tertinggal terus. Akhirnya merasa hidup begini-begini saja. 

Tentu saja dalam jangka panjang perasaan dan menilai hidup yang begini-begini saja ini harus kita lawan. cara mengenyahkannya barangkali setiap orang punya caranya masing-masing. 

Tapi secara umum ada beebrapa hal yang bisa kita lakukan ketika sudah merasa hidup kita begini-begini saja dan tidak berkembang.

Identifikasi Masalah

ilustrasi rutinitas hidup dengan scroll handphone (foto : samsung newsroom) 
ilustrasi rutinitas hidup dengan scroll handphone (foto : samsung newsroom) 

Mengeluh tentu saja tak menyelesaikan masalah. Harus ada idetifikasi masalah yang jelas, mengapa hidup terasa begini-begini saja. 

Apakah kita terjebak dalam bosan belaka atau memang rutinitas yang dijalani sudah sebegitunya menyiksa? Hanya diri sendiri yang tahu jawabannya.

Mencoba hal baru

Tidak ada salahnya juga mencoba hal baru. Hobi baru mungkin? atau hal-hal baru dalam hidup yang mungkin lebih menantang. Bukankah hidup memang memerlukan tantangan-tantangan baru?

Menyadari beberapa hal

Menyadari beberapa hal terkadang penting juga.Misalnya menyadari bahwa hidup kita yang begini-begini saja ini bisa jadi menjadi harapan banyak orang. 

Misal hidup sebagai IRT yang berkecupan bisa jadi harapan para perempuan yang sibuk bekerja keras dan tak kunjung cukup juga. Begitu pula dengan pekerjaan hari ini, bisa jadi dambaan mereka yang tak bekerja dan masih menganggur.

Banyak bersyukur

Pada akhirnya bersyukur memang menjadi kunci. Apa yang kita jalani hari ini barangkali memang yang terbaik dari-Nya.Tentu jangan "membiasakan" diri untuk stuck dan tidak melakukan pengembangan diri. 

Apapun level hidup dan profesi apapun tentu tetap perlupengembangan diri. Seorang ibu rumah tangga yang di rumah saja juga perlu berkembang terus, dan belajar kans ekarang bisa dimana saja. Tinggal disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Pada akhirnya, hidup memang sawang-sinawang, mengutip pribahasa orang Jawa. Kehidupan orang lain selalu terlihat lebih enak dan hidup kita terlihat begini-begini saja. Semoga kita bisa lebih bersyukur dan mensyukuri kehidupan masa lalu, saat ini dan kedepannya.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun