Mei kemudian terjadi lagi kecelakaan bus study tour  SMK Lingga Kencana Depok dengan memakan korban yang lebih besar.
Dengan kejadian terakhir ini, banyak pro dan kontra kemudian apakah  memang perlu study tour tetap diadakan dan apakah memang perlu selalu keluar kota?
***
Study tour sebenarnya agenda tahunan dan hampir dilakukan semua sekolah. Ada yang hanya di dalam kota, tapi banyak juga yang sampai luar provinsi.
Tujuannya selain refresing bagi para siswa yang sudah melewati ujian dan bersiap lulus, biasanya juga sekaligus mengenalkan hal-hal baru bagi mereka.
Misalnya anak saya , tahun lalu ketika kelas 3 SMA, study tour diadakan di kota-kota yang ada universitas top di Indonesia. Sehingga selain liburan , mereka juga bisa mengenal lebih dekat universitas negeri dan swasta yang barangkali bisa menjadi tempat mereka menuntut ilmu selanjutnya lepas SMA.
Aspek lainnya, study tour juga sebagai ajang perpisahan bagi siswa yang kelak akan dikenang mereka sepanjang masa.
Salah satu buktinya, foto-foto masa SMA-nya ketika kunjungan ke canti Prambanan,misalnya , masih diletakkan di meja belajar kos-nya. Artinya ini memang menimbulkan kenangan tersendiri bagi mereka  yang tadinya menuntut ilmu di tempat yang sama kemudian masing-masing melanjutkan pendidikan di tempat yang berbeda.
**
Jadi, opini saya, tolong jangan salahkan kegiatan study tour-nya. Apalagi sampai dilarang-larang secara resmi. Evaluasi tentu sah-sah saja buat perbaikan kedepan.
Yang harus diperbaiki tersebut adalah pengawasan terhadap busnya. Sekolah juga harus memilih bus yang baik dan terpercaya. Walau kita juga tahu, kadang ada hal-hal yang tidak bisa diprediksi dalam sebuah perjalanan, termasuk kecelakan bus.Tapi tak ada salahnya berhati-hati dalam memilih bus yang akan dipakai.