Langkah sederhana bisa menjaga sungai dari kerusakan yang lebih parah.
Seperti yang pernah saya tulis di Kompasiana, setiap melewati sungai- sungai di kota Banjarmasin, perasaan galau masih berkecamuk melihat sampah-sampah plastik dan sampah lainnya yang dibuang masyarakat ke sungai.
Apalagi kota ini, bergelar kota seribu sungai. Tentu bisa dibayangkan banyaknya jumlah sungai besar maupun sungai-sungai kecil di seantero kota. Walau kalau sekarang di hitung mungkin jumlahnya tentu tak lagi seribu.
Ada yang mengatakan sungai di Banjarmasin tinggal 180-an saja jumlahnya. Namun, mengutip pernyataan walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, sampai 2020 tercatat masih ada 290 sungai di Banjarmasin yang masih aktif , baik sungai besar mapun anak sungai. (kalsel.antaranews.com/24/01/2023)
Ratusan aliran sungai di Kota Banjarmasin saat ini memang dilaporkan  telah menghilang. Penyebabnya beragam. Antara lain degradasi alam, makin bertambahnya pemukiman penduduk dan hadirnya bangunan dan infrastruktur yang tidak ramah lingkungan.
Pemukiman penduduk misalnya, menyebabkan beberapa aliran sungai, khususnya aliran sungai kecil tertutup rumah yang dibangun warga di bantaran sungai. Pemukiman bukan hanya berdampak pada sungai yang menghilang namun juga sampai yang dihasilkan rumah tangga warga bantaran sungai.
Jumlah sungai hilang semakin lama tentu makin akan bertambah dari tahun ke tahun. Dan sedihnya lagi, sungai yang masih tersisapun, dipenuhi oleh sampah-sampah.
Menyalahkan masyarakat saja tentu saja bukan solusi. Â Solusi sesunguhnya adalah adanya regulasi yang jelas dari pemerintah tentang penanganan sungai. Baik soal pembangunan rumah-rumah di bantaran sungai sampai urusan persampahan ini. Tentu tetap diperlukan juga edukasi ke masyarakat. Misalnya soal pengolahan sampah rumah tangga, sehingga sampah tak perlu di buang ke sungai lagi.
Kelola Sampah Rumah Tangga
Menjaga sungai tentu saja bukan hanya tugas pemerintah. Tapi juga tugas masyarakat juga untuk tetap menjaga lingkungan sustainable
Mungkin banyak dari kita yang berpikir, langkah-langkah kecil kita tak pernah ada artinya bagi suatu hal. Kurang berdampak besar. Misalnya memperbaiki sungai yang telah terlanjur rusak.