Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur, social worker, suka baca, bersih2 rumah dan jalan pagi --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Konsistensi, Gampang Diucapkan Sulit Dilakukan

12 Januari 2024   17:26 Diperbarui: 16 Januari 2024   03:08 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsisten jalani hidup sehat | freepik 

Mengapa banyak orang yang akhirnya menyerah pada konsistensi?

Suatu saat, saya berniat untuk mengikuti kembali lagi grup odoj (one day one juz). Ini kali kedua saya mengikuti grup ini. Ketika pertama kali ikut, seingat saya hanya bertahan 3 bulan saja lalu keluar dari grupnya.

Ringkasnya ketika mengikuti grup ini adalah seseorang dituntut untuk membaca al Quran sebanyak minimal satu juz dalam satu hari. Admin tidak membatasi dari juz berapa mulainya.Hanya diminta membaca minimal satu juz, kalau lebih tentu boleh banget dengan deadline di jam tertentu. Biasanya tiap hari, anggota diminta bergantian untuk memantau laporan anggota lainnya kemudian membuat list siapa yang sudah kholas (selesai) dan siapa yang belum selesai tugas.

Kemudian juga ada admin grup yang akan gercep  me-WA dan mengingatkan bila sudah batas waktu tapi belum juga ada laporannya. Kalau sampai 3 hari, kalau tidak salah, tidak ada laporan, admin berhak mengeluarkan anggota tersebut dari grup.

Intinya, grup ini benar-benar menuntut konsistensi dan komitmen semua anggota.Walau tentu saja hanya grup WA dan tidak kenal satu dan yang lainnya.

Bagaimana hasilnya? alhamdulillah saya bertahan hanya 9 bulan saja. Walaupun tidak pernah kena penalti atau bahkan dikeluarkan dari grup. Saya berinisiatif izin keluar grup karena merasa tidak sanggup lagi mengikuti ritmenya hehe. 

Tidak sanggup buat konsisten lagi tentunya.

Dan, fakta nyata dari grup odoj ternyata luar biasa. Seorang, teman saya mengaku dia sudah sekitar 7 tahun mengikuti grup ini dan bisa konsisten. Anggota grup yang lain juga bahkan ada yang lebih dari itu malah. Keren konsistensi mereka di grup ini.

Seorang teman lain bercerita bahwa sudah 8 tahun an dia konsisten untuk berolahraga lari di pagi hari. Kadang-kadang memang ikut event lari marathon tapi  kalaupun tak ikut event, ya lari aja tiap habis subuh di seputaran Banjir Kanal timur (BKT). Mungkin hanya sekitar 30 menit tapi rutin.

Teman ini juga kaget dan tak sadar dengan konsistensi yang telah dia lakukan. Sadar-sadar ketika menyadari, di lemarinya banyak banget kaos jersey lari dari berbagai event yang pernah diikutin hehe.

TIDAK SEMUA ORANG BISA KONSISTEN 

Laman resmi KBBI menyebutkan  konsisten bisa diartikan sebagai  tetap (tidak berubah-ubah), selaras dan sesuai. Kata ini berasal dari bahasa Inggris, consistent, yang berarti kokoh atau berdiri tegak. Konsisten dapat diartikan sebagai sikap dan perbuatan yang tidak berubah-ubah dan selalu selaras (detik.com/16 /12/ 2022)

Faktanya memang tidak semua orang bisa konsisten untuk sesuatu hal. Ada orang yang bercita-cita langsing dan ingin konsisten mengurangi gorengan dan bergaya hidup lebih sehat. Namun, baru mencoba beberapa hari sudah menyerah. Masih banyak contoh lainnya tentunya

ilustrasi konsisten berolahraga (foto : kompas lifestyle)
ilustrasi konsisten berolahraga (foto : kompas lifestyle)

Banyak keinginan yang diniatkan buat dilakukan secara konsisten, namun nyatanya bubar di tengah jalan. Mula-mula menyesal tapi lama-lama melupakan keinginan tersebut. 

Namun ada juga sebuah teori yang menyebutkan butuh waktu 21 hari dulu untuk pembiasaan dalam hal apapun sehingga bisa konsisten untuk melakukan suatu hal di hari selanjutnya. Ada juga yang mengatakan butuh 40 hari dulu. Intinya, memang butuh tekad yang sangat kuat untuk pembiasaan diri.

Namun, paling tidak ada beberapa cara yang bisa kita coba agar bisa konsisten dalam hal apapun.

Pertama, tidak perlu berorientasi hasil terlebih dahulu dan nikmati proses. 

Dalam kasus saya diatas, barangkali saya terlalu " berbebani" dengan hasil karena memang ada target sehingga tak menikmati lagi prosesnya. Padahal konsistensi dapat dibangun bila pelan-pelan menikmati prosesnya dan  tidak terlalu terpaku oleh hasil. Konon, hasil kelak akan mengikuti bila telah konsisten.

Kedua, pikirkan dan pahami soal manfaat. Misal inin konsisten menulis 300 kata sehari seperti teman-teman yang konsisten menulis di Kompasiana, pasti sudah sangat paham soal manfaat menulis itu sendiri. Dan kitalah yang akan merasakan manfaat tersebut. Sehingga motivasi menulis rutin tersebut selalu ada. Untuk hal ini saya belum bisa konsisten juga. hehe.

Ketiga,  melawan rasa malas.  Ini saya rasakan memang sangat berat. Ketika saya memutuskan jalan pagi setiap hari selama 30 menit di pagi hari, kadang memang ada saja alasan "melawan"  konsisten yang telah kita niatkan sebelumnya, tentu melawan rasa malas ini merupakan PR tersendiri buat siapapun yang ingin mencoba konsisten.

Keempat, tidak membandingkan diri dengan orang lain. Terkadang kita melihat orang lain konsisten tentang suatu hal, dan kita ingin juga hal yang sama.

Namun orang tersebut, sudah melalui berbagai macam proses hingga sampai di titik ini. Dan kita yang akan "menyonteknya" baru akan memulai.tentu saja hasilnya tak akan sama.

Kelima, sugesti dan "paksa" diri. Untuk beberapa orang, cara ini cukup sukses. Dalam artian men-sugesti diri akan berhasil dalam suatu kegiatan. 

Misalnya akan langsing bila menjalani pola hidup sehat, akan lancar menulis bila dibarengi dengan rajin membaca setiap hari dan masih banyak lagi.

Intinya, konsisten memang perlu niat dan tekad yang kuat. Kurangnya motivasi dan kemampuan "memaksa diri sendiri" akan membuat konsistensi dalam hal apapun bisa mengalami kegagalan. 

Ingin mencoba konsisten dalam hal apa di 2024?

Semoga bermanfaat  

*tulisan ke-2 di 2024*

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun