Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Namun, rumput di rumah sendiri terlihat mengering dan membosankan.
Hampir seminggu, tak menulis di Kompasiana. Ada benarnya juga komentar seorang teman, saya rajin menulisnya hanya mingguan saja hahaha.Â
Aslinya banyak ide berkeliaran, tapi setelah di tulis separagraf dua paragraf, langsung kehilangan kata-kata. Mungkin inilah yang dinamakan writer's block. Cuma kali ini saya tak berbicara soal kebuntuan menulis tapi soal rumput tetangga.
Ada yang suka mengamati rumput rumah tetangga yang menghijau? Kalau ini, rumput dalam arti sebenarnya. Kalau saya termasuk yang penikmat taman rumah tetangga, yang rumputnya hijau dan bunganya juga bagus-bagus.
Beberapa waktu yang lalu ngobrol dengan seorang teman lama. Dia mengeluhkan pekerjaannya yang kini lebih banyak di lapangan daripada di dalam kantor. Aktivitas yang menurutnya awalnya terasa menantang karena memang berasa kerja sekaligus piknik.Â
Namun, lama kelamaan terasa membosankan dan melelahkan secara fisik.Â
Walau bercanda, teman ini mengungkapkan keinginannya untuk beralih profesi atau kalau memungkinkan menambah side job dengan pekerjaan lain yang lebih menyenangkan. Padahal tanpa dia sadari, pekerjaannya didamba-dambakan banyak orang di luar sana. Dia tentu saja ASN.Â
Seorang teman lain lagi juga demikian. bertahun-tahun di tempatkan bekerja di berbagai negara, kini mulai hinggap kebosanan dalam dirinya. Dia merasa sedikit iri dengan teman-teman yang hanya bekerja di Indonesia saja. Walau diakuinya gajinya tentu lebih besar bekerja di luar negeri.
Namun kedekatan dengan keluarga besar hingga orang tuanya yang sudah menua menimbulkan kegalauan tersendiri di hatinya. Ditambah anak-anaknya yang sekolahnya di Indonesia saja, tidak diajak ke luar negeri karena sudah mulai remaja.
Padahal kalau dia tahu apa yang menjadi pekerjaannya saat ini, impian ribuan orang yang tak lulus ketika tes di Kementerian tersebut. Itu belum berbicara soal gaji dan fasilitas dan segala kelebihan yang dia terima.