Namun, Kedua anak ini  yang kemudian banyak membantu dalam penyelesaian permasalahan walau kendala demi kendala terus dihadapi.Â
Sang bapak  bernama Didit (Dwi Sasono) diharapkan tidak mengetahui permasalahan tersebut karena sedang mengidap depresi. Walau pada akhirnya mengetahui juga permasalahan ini.
Kisah dalam film Budi Pekerti, jelas-jelas menyindir sikap kita barangkali khusunya  sikap nitizen dalam memperlakukan media sosial.  Film ini terasa sangat relate (memiliki hubungan) dengan kondisi bagaimana orang bisa menyebarkan hoaks dengan semena-mena tanpa check and ricek terlebih dahulu di era kebebasan medsos saat ini.
Namun demikian, film ini sekaligus memberi banyak pelajaran soal bagaimana keluarga sebenarnya menjadi benteng terakhir ketika seseorang tertimpa sebuah permasalahan. Bu Prani dan keluarga berhasil membuktikan kekompakan keluarganya walau seringkali terjadi perselisihan "internal".
Salah satu adegan menarik ketika Tita membeli sebungkus bakso di tengah derasnya hujan dan  kemudian mendatangi bapak,ibu dan adiknya hanya untuk diberikan masing-masing sebutir bakso saja. Mengharukan !
**
Selain pelajaran tentang bagaimana bermedia sosial yang tepat dan pentingnya menyaring segala informasi, film karya  Wregas Bhanuteja ini juga menghadirkan banyak pelajaran ,khususnya bagi mereka yang bergerak di bidang pendidikan.
Pertama, Bu Prani sebagai guru BK, terlihat memang sangat totalitas dalam mengajar. Bahkan bisa dikatakan sangat personal.Â
Dia mengenal dengan baik semua muridnya dan anti memberikan hukuman kepada muridnya. Hukuman diganti dengan dengan sebuah kata yaitu : refleksi. Hal yang kemudian dikenang muridnya hingga mereka dewasa.
Salah satu refleksi diberikan kepada muridnya yang suka berantem di sekolah dan terancam di DO. Murid tersebut, yang benama Gora (diperankan Omara Esteghlal) diharuskannya untuk membantu orang menguburkan mayat di pekuburan selama dua bulan.Â
Refleksi ini dimaksudkannya agar Gora lebih menghargai kehidupan  dengan mengetahui bahwa umur manusia ada batasnya, jangan sampai dimanfaatkan untuk hal tak berguna.