Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perselisihan di Transportasi Umum, Mulai Soal Saling Memandang Hingga Tak Sabar

31 Oktober 2023   16:17 Diperbarui: 31 Oktober 2023   19:31 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepadatan di dalam KRL jurusan Tanah Abang-Rangkasbitung pada Selasa (28/3/2023). (KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI)

"Hidup lagi capek-capeknya, ketemu orang aneh pula di transportasi umum", demikian idiom yang sering digunakan anak zaman sekarang. 

Sore itu saya pulang kerja, seperti biasanya. Naik turun berganti angkutan menuju rumah di Depok, Jawa Barat. Terakhir transportasi yang saya naiki adalah angkot jurusan Pondok Labu-parung bingung (Depok). 

Awal naik, rasa-rasanya normal aja, tak ada perasaan akan terjadi apa-apa.. Seperti biasa juga,angkot menerapkan 6-4-2 pada kursi di belakang. Artinya yang kursi paling panjang 6 orang, seberangnya 4 orang dan dekat pintu masuk pakai bangku dari kayu biasanya akan diisi 2 orang.

Seorang ibu-ibu setengah baya dan terlihat repot membawa barang dagangannya naik di depan mall Cinere, Depok. Saya memandang sekilas saja karena memang sambil bawa buku novel buat membunuh sepi selama perjalanan yang dipastikan akan macet. Mungkin ada lagi pandangan kedua saya ke ibu itu, pandangan tak sengaja melihat bawaannya yang super banyak lalu mata beralih lagi ke bacaan buku di tangan.

Karena duduknya bersebrangan dengan si ibu, kadang-kadang pandangan saya memang ke arah jalan di depan saya atau di belakang si ibu. Tapi sama sekali, tak ada niat memandang ibu tersebut.

Sepuluh menit perjalanan bersama ibu tersebut, rasanya biasa saja. Namun sekitar menit ke-15 tiba-tiba ibu tersebut memukul tangan saya, tentu saja saya kaget luar biasa dan sempat kepikiran apakah beliau ini ODGJ?

Ternyata omongan ibu tersebut memperjelas semuanya. "Dari saya naik angkot kenapa kamu terus memandang saya?"ujarnya ketus dan keras. 

Seluruh penumpanga angkot yang sore itu penuh tentu saja memandang kami. "Ada yang aneh dengan saya?" lanjutnya.

Saya tentu saja kebingungan tapi tetap berusaha tenang, walaupun aslinya gugup luar biasa. 

"Saya tidak memandang ibu bu. Saya juga lagi baca buku," ujar saya berusaha berbicara pelan dan tidak ingin terpancing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun