Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur dan Social Worker, --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ditraktir atau Mentraktir, Tetap Ada Etikanya

12 Oktober 2023   22:35 Diperbarui: 14 Oktober 2023   10:14 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makan bersama teman. (Dok. Go-Jek via Kompas.com)

"Saya juga pernah dan bahkan sering mentraktir tapi malah kaya habis kerampokan karena orang2 yang saya traktir makannya kesurupan (memilih menu paling mahal) atau malah bungkus sebanyak-banyaknya. Apakah saya kesal ..pasti ada sedikit ..aja tapi saya percaya rejeki saya akan diganti oleh Alloh SWT. Saya juga pernah mengadakan pesta ultah di restoran siap saji untuk anak saya tapi emak2 yang nganter anak malah order di luar menu," ujar Akun Sally Sendiri, di situs Quora.

Apakah ada yang memiliki pengalaman sama? 

Saya sendiri pernah merasa sangat heran dalam suatu kesempatan makan-makan. Saat itu kami ditraktir oleh salah seorang kerabat yang kebetulan merayakan ulang tahun di sebuah restoran.

Kami bebas memilih menu apa saja, rata-rata tentu saja memilih satu menu plus minumannya. Hanya saja, ada seorang kerabat juga yang menurut saya agak tidak lazim. Dia datang bersama ketiga anaknya plus dua orang tuanya. Nah, semuanya memesan satu-satu seperti yang lain. 

Hanya saja, ketika makanan datang, ketiga anaknya hanya disuapin dengan stu menu saja (saat itu anak-anaknya masih kecil). Sedangkan dua porsi lainnya dia bungkus. Dan ternyata dia juga sudah menyiapkan wadah di dalam tasnya lengkap dengan plastik kreseknya! ckckc..

Ada lagi cerita teman yang mirip cerita di atas. Kalau sudah ditraktir kantor, kayaknya beberapa orang sampai memesan beberapa menu. Untungnya dihabiskan. Dan untungnya lagi yang bayar kantor. Jadi agak tidak masalahlah.

Yang agak bermasalah, kalau yang mentraktir perorangan kan.

Entah sengaja atau tidak, di manapun ada saja kita akan temui orang-orang yang memanfaatkan traktiran. Apalagi bila momennya ulang tahun.

Baru-baru ini, menurut saya yang dilakukan salah seorang saudara saya yang berulang tahun dan mengundang keluarga (cukup besar) ke sebuah restoran sudah cukup tepat.

Jadi dia mengundang saat itu acara di malam Minggu. Nah, undangan via WA diterima Sabtu paginya untuk makan-makan dan bermalam minggu bersama. 

Dia saat itu tak memberitahukan acara selamatan ultah. Hanya mengundang makan-makan saja. Rupanya acara ini sudah direncanakannya dengan baik.

Dia sudah memesan sejumlah menu yang bisa dimakan sama-sama dan cukup untuk "tamu" yang datang sekitar 20 orang. Minuman juga disamakan saja. Paling kurang-kurang dikit karena butuh air mineral saja.

Nah jadilah ketika datang, saudara yang datang tak lagi memilih-milih menu karena memang sudah tersedia dan dianter oleh pelayan restoran. 

Dalam acara ini, tamunya sangat puas dan menikmati makanan, sedangkan "tuan rumah" yang mentraktir juga tak kecolongan seperti cerita di awal tulisan ini. Ya, karena memang sudah direncanakan menu dan budget biayanya.

ilustrasi makan bersama (sumber foto: detik food)
ilustrasi makan bersama (sumber foto: detik food)

ETIKA MENTRAKTIR DAN DITRAKTIR

Apa etika mentraktir? 

Menurut saya nggak susah kalau etika mentraktir. Ringkasnya, yang penting, yang ditraktir mau-mau saja ditraktir. Bahkan mungkin merasa senang.

Intinya pastikan yang ditraktir tidak merasa rendah diri atau merasa tersinggung dengan traktiran kita. Bahkan kalau bisa dibuat senang gembira, iya kan?

Nah, yang jadi masalah adalah ditraktir. Ada beberapa etika yang mungkin tidak banyak orang tahu. Memang tak tertulis, tapi etika ini harus dilakukan ketika medapat traktiran dari seseorang.

# Memang ada niatan buat traktir

Pastikan teman kita memang ada rencana buat traktir jadi jangan sampai menebak-nebak sendiri bakalan ditraktir. Bila tak ada kesepakatan di awal, sebaiknya kita yang traktir atau kalau tidak memungkinkan, ya minimal bayar masing-masing. Jangan memaksakan minta ditraktir tentunya. 

# Jangan memesan minuman atau makanan yang lebih mahal

Walaupun yang mentraktir mempersilakan untuk memesan makanan apa saja, pastikan tak lebih mahal dari pesanan orang yang mentraktir. Atau boleh juga disamakan saja.

# Jangan minta bungkus

Ingin membungkus buat di rumah? Ya bayar sendiri. jangan minta bayarin yang telah mentraktir. Kalau takut dibayar sama yang mentraktir, ya bayar duluan menu yang dibungkus.

# Tidak perlu tambahan makanan

Karena ini ditraktir, tidak perlu nambah dulu, walaupun mungkin ditawarin. Tetap ada empati kepada yang mentraktir. Siapa tahu budget mentraktirnya terbatas kan?

# Jangan lupa ucapkan terima kasih

Karena sudah kenyang dan puas ditraktir, jangan lupakan untuk mengucapkan terima kasih dengan tulus, tentunya.

# Gantian mentraktir

Ini juga cukup penting. Jangan lupakan jasa teman dan atau saudara kita yang telah mentraktir tadi. Niatkan dalam hati, besok-besok besok kita akan membalas traktiran ini dengan gantian mentraktir juga hehehe.

Demikian etika mentraktir dan ditraktir, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun