Tulisan ini sebenarnya bentuk keprihatinan. kepada mereka yang harusnya menghabiskan masa pensiun dengan bahagia tapi ternyata penuh keputusasaan.
Sebut saja beliau Ibu Mawar. Usianya saat ini sekitar 65 tahun. beliau sebenarnya pensiunan guru PNS di sebuah kota di Jawa Tengah. Hanya saja sebelum pindah ke Jateng, wilayah asal beliau, beliau lama juga mengabdi di pulau Kalimantan. Sebagai guru tentunya bahkan sempat menjadi wali kelas di sebuah SMA.
Sayangnya, kabar tak nyaman datang dari sesama guru, teman beliau sesama mengajar dulu. Katanya ibu Mawar ini kesulitan keuangan karena anaknya sedang sakit kanker dan anaknya tak memiliki BPJS pula.Â
 Tentu saja kabar ini bukan hanya menggemparkan para guru teman beliau mengajar dulu tetapi juga murid-murid beliau dahulu. Tentu saja bantuan berdatangan ke beliau begitu kabar itu menyebar dan nomer rekening ibu Mawar juga sudah banyak disebarkan.
Tidak tahu berapa dana yang terkumpul.tapi diperkirakan cukup besar juga. Khususnya dari murid-murid beliau yang saat ini sudah banyak yang sukses.
Belum sampai sebulan, ibu Mawar ternyata kembali menghubungi salah satu murid beliau. Setelah basa-basi soal perkembangan kesehatan anak beliau, ibu ternyata curhat juga soal kondisi ekonomi beliau yang sedang tak baik-baik saja.
Suami beliau memang sudah meninggal. Dan anak satu-satunya terbaring sakit. Masalahnya ternyata beliau pernah meminjam uang di bank dalam jumlah besar dengan jaminan rumahnya.Â
Katanya buat usaha kecil-kecilan. Sayangnya usaha tak jalan dan uangnya juga habis. Nah yang tersisa tentu saja utang bank yang harus dibayar tiap bulan. Konon, hampir menghabiskan uang pensiunan beliau tiap bulannya. Bahkan katanya hanya tersisa kurang dari Rp 500.000 an karena habis buat cicilan utangnya.
Beberapa kali beliau menunggak pembayaran juga dan rumah yang digadaikan akhirnya juga ingin diambil oleh bank. Tentu saja ibu Mawar panik, dan kemudian berniat meminjam uang kepada salah satu murid beliau yang kaya.Â
Sang murid tidak tega dan merasa kasihan. Namun buat meminjamkan juga tak yakin. Akhirnya sang murid membantu lagi sebisanya.
Ternyata itu belum berakhir.Ibu Mawar terus hadir dengan kesulitan demi kesulitan keuangan. Setelah tiga kali menolong, akhirnya murid-murid beliau pun menyerah. Bahkan ada yang mulai nge-block WA sang ibu karena sudah sangat rumit persoalannya.
***
Sejatinya, pensiun tinggal menikmati hidup. Namun ternyata hidup tidak selalu bisa ditebak. Bahkan yang pensiunan PNS saja yang memang ada uang pensiun bulanan, memang tak menjamin kehidupannya selalu baik-baik saja.
Kasus ibu Mawar seperti menyadarkan, bahwa masa pensiun pasti akan datang pada saatnya nanti, bila memang berumur panjang hingga usia pensiun.
Semua orang, yang barangkali belum memasuki masa pensiun dan masih usia produktif buat bekerja, sudah saatnya memikirkan kelak seperti apa kehidupan pensiun yang diinginkan. Misalnya apakah ingin tetap tinggal di kota atau tinggal di desa ketika sudah tidak aktif bekerja nanti?Â
Bagaimana gambaran kehidupan keuangan nantinya? Walaupun kata orang, terlalu dipikirkan jauh-jauh hari juga membuat over thinking juga.
Akhirnya ada beberapa hal yang harus menjadi catatan penting agar kasus seperti Mawar nggak terulang lagi, khususnya bagi yang masih muda  atau belum memasuki masa pensiun.
Investasi ilmu
investasi ilmu ini banyak ragamnya. Intinya selagi muda dan mampu, tuntutlah ilmu sebanyak mugkin. termasuk ilmu pegelolaan keuangan yang baik.
Namun sejatinya menuntut ilmu ini, bisa ilmu apa saja. Terus lanjut pendidikan bila memungkinkan atau investasikan uang juga dalam bentuk mengikuti sejumlah pelatihan atau peningkatan skill (bisa berhubungan dengan pekerjaan sekarang/tidak), yang intinya menambah skill buat masa depan. Siapa tau salah satu skill tersebut bermanfaat kan?
Investasi kebaikan
Menurut saya ini juga hal penting dan harus dipupuk sedari muda. Apa yang kita tanam ,itu yang kita petik, demikian kata pepatah. .Kebaikan yang ditanam selagi muda, siapa tau bermanfaat untuk masa tua kelak.Â
Bukan mengharapkan balasan tetapi tidak ada salahnya menanam kebaikan. Dengan cara apa bagi anak muda? ikut berbagai kegiatan yang bermanfaat dan jangan sia-siakan masa muda.Â
Investasi Amal Sholeh
Buat yang muslim, selagi masih muda juga perbanyak amal sholeh dalam bentuk ibadah-ibadah rutin seperti sholat,baca al Quran dan lainnya. Hal ini niscaya, akan memperkuat jiwa. Niscaya jiwa yang kuat juga menjadi bekal menghadapi masa pensiun  kelak.
Kita memang tak pernah tahu masa pensiun atau bahkan masa tua akan seperti apa. Namun paling tidak, menyadari berbagai hal selagi masih belum ketahap tersebut menjadi kunci untuk menikmati masa tua kelak dengan penuh kebaikan dan keberkahan. Semoga.
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H