Pada kisah inspiratif Ramadan kali ini, kita akan belajar dari Rasulullah, bagaimana mencintai anak yatim bahkan mengadopsinya dan menjadikan anak tersebut seperti anak sendiri.
Cerita ini sebenarnya sedemikan populer. Bahkan saya pun sudah membaca ceritanya ketika duduk di bangku sekolah dasar, dalam buku "30 kisah teladan". Namun tak ada salahnya kita ulas sedikit cerita ini sambil diambil hikmahnya di Ramadan hari ke-18 ini.
Dilansir dari islam.nu.co.id, Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad as-Syakir al-Khuwairy, ulama abad ke-13 dalam kitab Durratun Nashihin (hal. 278), menjelaskan ada salah satu hadis riwayat Anas bin Malik yang mengisahkan sosok anak yatim yang bersedih di hari raya Idul Fitri.
Di riwayatkan, suatu ketika Rasulullah saw akan berangkat untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Hampir semua anak berbahagia di hari itu, terutama karena mereka memiliki baju baru. Namun ternyata ada seorang anak yang menangis dan berpakaian kumal. Padahal itu hari raya Idul Fitri.
Nabi Muhammad SAW bertanya kepada anak tersebut kenapa dia tak ikut bermain bersama teman-temannya dan berpakaian masih kumal?
“Wahai laki-laki di hadapanku, ayahku telah meninggal saat mengikuti suatu peperangan bersama Rasulullah. Setelah itu, ibuku menikah lagi dan memakan semua harta-hartaku. Lalu bapak tiriku mengusirku dari rumah,” jawab anak tersebut.
“Sejak itu, aku pun tidak lagi memiliki makanan, minuman, pakaian dan rumah. Ketika telah sampai hari ini (Idul Fitri), aku melihat begitu banyak anak-anak berbahagia dengan ayah-ayah mereka. Aku pun sedih dan menangis.” lanjutnya.
Rasulullah tentu saja sangat iba. “Wahai anak kecil, bersediakah jika aku menjadi bapakmu, ‘Aisyah menjadi ibumu, Ali menjadi pamanmu, Hasan dan Husein menjadi kedua saudara laki-lakimu, dan Fatimah menjadi saudara perempuanmu?” kata Rasulullah.
Anak kecil inipun tahu bahwa ternyata yang ada di hadapannya Rasulullah. Tentu saja wajahnya berubah menjadi gembira karena akan diadopsi Rasulullah. Diapun dengan cepat menyatakan persetujuannya.
Rasulullah membawanya pulang ke rumahnya kemudian memberi anak kecil ini pakaian yang layak dan bagus , memberinya banyak makanan hingga merasa kenyang dan memberinya minyak wangi agar harum seperti teman-temannya. Tentu saja anak yatim tersebut sangat bahagia dan kemudian lagi bermain bersama teman-temannya. Diriwayatkan juga, setelah Rasulullah wafat, anak ini diadopsi oleh sahabat Rasulullah, Abu Bakar ra.