Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Bila Kecerdasan Anak dari Ibu, Peran Ayah di Mana?

6 Maret 2023   22:12 Diperbarui: 7 Maret 2023   07:51 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecerdasan konon katanya dari gen ibu, bukan dari gen ayah. Jadi bila Anda cerdas,kemungkinan yang cerdas itu ibu Anda, nenek Anda dan seterusnya.

Menarik menonton podcast "Mata Najwa"  dengan judul, "Susahnya Jadi Perempuan". Host Najwa Shihab dalam podcast tersebut membeberkan beberapa fakta, tidak mudah jadi perempuan diantara berbagai streotype di dunia yang patriarkis. Walau faktanya, kecerdasan anak bukan turunan ayah, tapi turunan sang-ibu.

Dalam podcast tersebut, Rocky Gerung ,salah satu nara sumber mengatakan evolusi menuntut agar peradaban tidak punah.Supaya tidak punah maka harus ada bayi yang dilahirkan oleh seorang yang cerdas, dan orang itu adalah perempuan.

"Jadi dimana-mana kalau Anda cerdas  pasti karenanya ibunya. Ibunya cerdas karena neneknya  cerdas. Laki-laki nggak ada fungsi dalam kecerdasan.Dia nggak menyumbang gen kecerdasan," ungkap Rocky.

Berdasarkan penelitian-penelitian ilmiah memang menyebutkan kecerdasan otak seorang anak diturunkan dari ibunya.

Alasan ilmiahnya, karena memang karena perempuan (ibu) memiliki dua kromosom X (XX) sedangkan laki-laki (ayah) hanya mempunyai satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY).

Teori ini berawal dari studi yang dipublikasikan tahun 1994 oleh peneliti di Medical Research Council Social and Public Health Sciences Unit dengan mewawancarai sebanyak 12.686 orang berusia 14 hingga 22 tahun. Hasilnya, dengan memperhatikan beberapa hal seperti IQ anak, ras, pendidikan, dan status sosial ekonomi, hasilnya menemukan kecerdasan anak menurun dari ibu.( https://pediasure.co.id/)

Bahkan penelitian ini juga mengungkap , kecerdasan anak menurun dari ibu 40-60 persennya. Sisanya lalu kemana?

Ternyata faktor lainnya adalah lingkungan. Lingkungan bisa diartikan sangat luas.Misalnya bagaimana lingkungan rumah dan sekolah si anak, kemudian bagaimana dengan pola asuhnya, faktor pendidikan yang diraihnya, fasilitas pembelajaran dan masih banyak lagi hal lainnya.

Peran Ayah Luar Biasa

Secara teori tadi memang kecerdasan akan diturunkan lebih banyak dari ibu.Namun pada akhirnya kerjasama yang baik antara ayah dan ibu dalam mengembangkan potensi kecerdasan anak yang akan menuai hasil terbaik.

Seorang kawan  yang anaknya berprestasi ternyata punya resep tersendiri mengembangkan kecerdasan anak. Rupanya sang ibu yang profesinya ibu rumah tangga bertugas menyiapkan segala kebutuhan di rumah. Namun urusan  antar jemput anak, mengulang pelajaran, mengetes hapalan anak, mengajari matematika dan banyak lagi diserahkan pada sang ayah.

Nah, meskipun sang ayah sangat sibuk, nyatanya kerjasama ini berhasil dilakukan dan hasinya nilai akademik anak-anak merekapun sangat memuaskan.

Dalam kasus ini bisa jadi sang anak memang diturunkan gen dari seorang ibu yang cerdas. Namun itu akan berhenti bila tak ada ayah yang mengasah kecerdasan anak-anaknya. Disinilah perlunya kerjasama dan sinergi untuk mengembangkan kecerdasan anak.

Mungkin nilai akademik bukan segalanya.Ada banyak kecerdasan lainnya yang bisa dimiliki anak. Kecerdasan bahasa,musik, interpersonal dan banyak lagi. Namun fakta tadi berbicara, ayah juga berperan penting pada peningkatan kecerdasan anak, bidang apapun.

Dikutip dari Kompas.com, juga menyebutkan sebuah studi yang dilakukan oleh tim dari Imperial College London, diketahui bahwa para ayah yang ikut mengurus anak dan punya interaksi positif sejak anak masih bayi ternyata juga  akan meningkatkan perkembangan kecerdasan sang bayi.

Semakin berkualitas interaksi juga disebutkan makin meningkatkan kecerdasan.  Bayi yang punya interaksi positif dengan ayahnya, memiliki skor IQ lebih tinggi. Demikian pula, ayah yang terlibat dalam tumbuh kembang ketika anak balita, ternyata prestasi  akademik anaknya lebih bagus dan sang anak lebih menikmati bersekolah. Luar biasa,kan?

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun