Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Toko Buku Offline, Benarkah Kita Masih Membutuhkannya?

1 Maret 2023   14:52 Diperbarui: 1 Maret 2023   18:17 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepinya toko buku memang bisa dikatakan merata. Toko buku yang relatif dekat dengan tempat tinggal kami, bertahun-tahun menyewa sebuah ruko. Namun setiap kali melewatinya, saya jarang sekali melihat pengunjungnya.

Kini tokonya sudah tutup juga dan tokonya kini ramai lagi. Maklum, tokonya berganti jualan es krim, Mixue yang memang sedang booming. Setiap saat juga ramai terus.

Sepinya berbagai toko buku memang bukan karena efek pandemi saja tapi jauh sebelumnya.Bukan hanya minat baca yang terus turun tetapi juga efek pembeli yang lebih banyak beralih mencari buku ke market place atau platform digital.Efeknya ya, toko offlline jarang pengunjung lagi.

Inovasi atau Mati

Inovasi emmang menjadi kata kunci eksisnya sebuah toko buku. Kalau ditanyakan para pemilik toko buku offline, rata-rata memang bertahan dengan berjualan di market place atau secara online juga untuk menjaring pembeli yang lebih besar.

Sebuah toko buku di kota saya terlihat tetap eksis karena yang dijual memang fokus hanya buku-buku pelajaran kurikulum terupdate. Jadilah kalau awal tahun ajaran baru minimal toko ini ramai pembeli.

Sebuah toko di kota saya juga yang menjual buku agama dan kitab-kitab para ulama, mensiasati penjualan dengan mencantumkan nomer kontak di map google nya. Pembeli bisa menghubungi nomer WA-nya bila membutuhkan sebuah kitab atau buku agama

Saya pernah mencobanya dan memang kitab langka yang  dicari tersedia di toko ini. Penjual dengan sabar melayani WA pembeli, mulai pertanyaan ketersediaan buku hingga foto bukunya.  Walau kemudian transaksinya tetap di toko offline-nya.

Toko buku sekelas Gramedia tentu saja kini lebih banyak melakukan penjualan online melalui website resminya. Sedang di toko offline-nya, buku memang masih banyak namun berbagai jualan lainnya juga tak kalah banyak. Tentu niatnya, kalau orang tak lagi beli buku, mereka tetap membeli tas, koper bahkan sepeda yang dijajakan di Gramedia.

Pada akhirnya inovasi yang akan menentukan sebuah toko buku tetap bertahan. Atau pilihannya, menyerah dan tinggal kenangan.Btw, benarkah kita semua masih butuh toko buku offline? Tentu masih yaaa..

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun