Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Obrolan Ringan dengan Tukang Cukur Rambut

26 Februari 2023   18:41 Diperbarui: 26 Februari 2023   18:43 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tukang cukur rambut (foto :sederet.com)

Anak lelaki saya memang rajin ke tukang cukur.rata-rata 2-3 minggu sekali datang ke tukang cukur walau cuma minta dirapiin sedikit rambutnya.

Tarif tukang cukur di kota kami bergam.tapi rata-rata Rp 10 ribu sampai Rp 25.000. Mungkin ada juga yang lebih mahal lagi tapi tidak pernah kami coba.

Biasanya pembedaannya bukan berdasarkan apa-apa tapi berdasarkan kenyamanan tempat. Yang berharga mahal atau 25K , ruangannya ber-AC, lebih bersih dan jauh lebih nyaman. Disediakan juga air mineral gelas gratis dan permen-permen. Walau kelihatannya, jarang juga pengunjung yang mengambilnya. Disediakan juga tempat duduk buat yang menunggu atau yang belum dapat giliran dengan aneka bacaan. Lumayanlah.

Sedangkan yang lebih murah tarifnya, lebih seadanya. Biasanya tempatnya hanya ruko kecil/ruangan sempit dengan 1-2  kursi yang digunakan untuk pelanggan. Tentu tidak ber-AC juga. Bila beruntung ada kipas anginnya.

Biasanya anak saya bisa sendiri saja ke tempat cukur langganan dekat rumah. Di tempat tersebut tarifnya 20K dengan dua pekerja. Sehingga tidak lama menunggu karena ada 2 tukang cukur sehingga langsung 2 pelanggan bisa terlayani tanpa perlu bergantian . Dsini ruangan juga full AC.

Tapi kata anak saya, bila tidak beruntung, akan dapat pegawainya yang mencukur dan kurang ahli dibandingkan sang pemilik kedai cukurnya. Entahlah saya tak tahu persis juga kebenarannya.

Beberapa hari lalu, sepulang jemput anak saya sekolah, anak saya mengajak langsung bercukur. Setelah melewati beberapa tempat cukur yang tutup karena hujan sore itu, kami menemukan tempat cukur yang buka.

Ruangannya kecil saja dan tidak ber AC. Nama tempat cukurnya :  Barbershop DK. Letaknya di ruko kecil pinggir jalan raya. Kalau tak jeli, agak susah sebenarnya menemuka tukang cukur ini, karena bersebelahan dengan ruko-ruko yang berjualan macam-macam.

DK ternyata singkatan  nama pemiliknya langsung sekaligus tukang cukur di ruko kecil itu. Sebuah kipas angin cukup membuat dingin ruangan. Ditambah ada kulkas tersedia aneka minuman yang bisa dibeli para pelanggannya. Disini tarifnya ternyata 20 K.

Banyak Ragam Pelanggan 

Ternyata di dinding banyak sekali ragam sertifikat yang dimiliki pak DK (30-an). Rupanya sebelum berprofesi sebagai tukang cukur rambut profesional beliau sudah mengikuti banyak pelatihan mencukur rambut dimana-mana. Paling tidak ada empat  sertifikat yang dipajang di dinding dari tempat pelatihan dan pendidikan yang berbeda-beda.

Orangnya juga lumayan ramah dan bisa menjadi " konsultan" bagi pelanggan sebelum memutuskan model cukur seperti apa yang cocok bagi pelanggan.

Saya sempat mengeluhkan anak saya yang bolak-balik tukang cukur terus. Kata pak DK kemungkinan karena merasa kurang cocok paska dicukur sehingga akhirnya harus dirapikan lagi. Padahal ujarnya tukang cukur seharusnya bisa memprediksi hasilnya setelah 3 hari dan selanjutnya rambut akan "bergerak" seperti apa. Wow.

Disela kami ngobrol,ternyata datang seorang pelanggan. Bapak yang satu ini botak licin rambutnya.Mirip-mirip artis Deddy Corbuzier lah.

Dia ternyata mau melicinkan lagi botaknya. Tapi, kata pak DK,alatnya sedang rusak dan lagi memesan online lagi untuk membeli yang baru. Anehnya, pelanggan ini menanyakan hal yang sama berulang-ulang.Misalnya mengapa alatnya bisa sampai rusak? Benarkah tak bisa mencukur sore ini dan lainnya. Padahal tentu saja sudah dijelaskan panjang lebar. Untungnya pak DK menjawab dengan sabar sembari mencukur rambut anak saya sampai akhirnya si Bapak pulang

Usai si bapak pulang, pak DK bercerita, ternyata bapak itu adalah pelanggan tetap di tempatnya. Tiap 3 hari sekali paling lama pasti datang untuk melincinkan kepala botaknya.

Dan karena terlalu sering datang cuma buat melincinkan,akhirnya pak DK tak tega untuk menetapkan tarif 20K seperti kepada pelanggan lain. Akhirnya tarifnya hanya separonya untuk pelanggannya ini.

Kemudian juga soal mengulang-ngulang kalimat, menurut pak DK, pelanggan ini memang aneh dan unik

Kalimat yang selalu diulangnya adalah : " Kepala saya akan gatal bila ada rambut panjang sedikit ". Dan kalimat ini bisa diulangnya hingga 20 kalian selama proses melicinkan kepala botaknya. Siapa yang nggak pusing kan mendengarnya.

Pak DK sudah berusaha menawarkan untuk memesankan alat pelicin kepala secara online.harganya berkisar 75K sampai 150K saja,  dan itu sebenarnya bisa dikerjakan sendiri atau minta bantuan siapa saja yang ada di rumah namun pelanggannya menolak dan tetap datang 3 hari sekali.

Pak DK juga bercerita,kepada  botak sebenarnya sangat menyiksa.Khususnya buat daerah panas seperti di kota kami. Kepala secara terbakar bila panas terik.Kemudian bila udara mendadak dingin juga akan terasa dingin sekali. Itulah ujarnya fungsinya rambut. Tuhan ternyata,memang tak pernah menciptakan sesuatu dengan kesia-siaan.

Demikian cerita obrolan ringan dengan pak DK, tukang cukur yang punya banyak bersertifikat di kota kami.

Selamat berakhir pekan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun