Namun ternyata calon yang dipilihkan kiai adalah hanya duda, seorang tukang kerupuk lulusan SMA. Zahrana sempat shock dengan nasibnya bersuami tukang kerupuk. Namun setelah bertemu, dia merasa yakin, Rahmat, tukang kerupuk ini calon imam yang baik baginya.
Tentu saja berita akan menikahnya Zahrana disambut suka cita saudara dan para tetangganya di kampung. Namun naas, tepat sehari sebelum pernikahan, calon suaminya meninggal karena terbrak kereta. Mengetahui gagal menikah, Zahrana tentu saja langsung pingsan. Sang ayahpun akhirnya meninggal terkena serangan jantung.
Zahrana juga sempat jatuh sakit akibat peristiwa ini. Salah satu dokternya yang merawatnya ternyata adalah ibu dari Hasan, mantan mahasiswa nya yang sudah sukses berkarir di Malaysia.
Berdua hidup bersama sang ibu selanjutnya dijalani Zahrana dengan penuh keikhlasan. Membaca Al Quran dan memanjatkan doa melalui sholat tahajut tak pernah dilalaikannya. Namun sejauh apapun upaya Zahrana, jodoh tak kunjung datang..
Sampai suatu hari, bu dokter yang dulu merawatnya, yang tak lain orang tua Hasan datang. Dia menyampaikan pean Hasan untuk melamar Zahrana. Tentu saja Zahrana awalnya menolak lamaran bekas mahasiswanya ini.
Namun sang ibu meyakinkan, Hasan memang benar-benar ingin menikahi Zahrana. Akhirnya dengan kemantapan hati, Zahrana setuju dengan syarat menikah malam itu juga dan disaksikan jamaah mesjid dekat rumahnya.
Hasan dan keluarga setuju. Akhirnya pernikahan terlaksana. Zahrana akhirnya menemukan cinta sucinya ketika sudah berada di titik lelah menemukan jodohnya.
****
Film yang disutradarai Chaerul Umam ini sarat dengan berbagai pesan moral. Salah satunya pernikahan tak hanya melihat tingkat pendidikan harta dan jabatan belaka tapi yang lebih penting bagaimana akhlak dan kesholehan calon pasangan.
Film ini juga mengajarkan,buat para perempuan yang di cap perawan tua sekalipun bukan berarti buru-buru dan sembarangan untuk memilih pasangan hidup. Tetap perlu kehatian-hatian untuk memutuskannya.
Pelajaran ketiga dari novel ini, pendidikan dan karir terbaik memang sesuatu yang membanggakan. Namun hidup memerlukan keseimbangan dengan menemukan pasangan dalam ikatan pernikahan.