Perlakukan mertua selayaknya orang tua sendiri. Bila dekat, sering dikunjungi. Bila jauh minimal sering dihubungi via telepon.
Beruntunglah mereka-mereka yang bisa langsung klik dengan mertua. Karena banyak sekali, yang harus merasakan berbagai proses terlebih daulu sampai akhirnya bisa sampai di sebuah titik, bisa kompak dan damai dengan mertua.
Permasalahan menantu-mertua sebenarnya masalah klasik. Masalah lebih banyak dialami oleh menantu perempuan dan mertua perempuan atau ibu kandung suami. Sedangkan menantu laki-laki dengan para mertua perempuannya entah kenapa lebih banyak akurnya. Walaupun ada satu dua yang bermasalah.
Salah satu contohnya berikut ini. Seorang kenalan, yang perannya sebagai mertua, tiap hari mengeluh soal mantu laki-lakinya. Yang kebetulan hidup serumah dengannya. Mantunya yang kerjanya memang siang hari, bangunnya seringkali kesiangan. Dan ini membuat gerah mertua perempuannya.
Permasalahan tak sampai disitu. Mertua juga merasa kontribusi mantunya ini ke dalam keuangan rumah tangga sangat kecil hingga akhirnya terjadi konflik lagi. padahal rumahnya masih ngontrak. Namun sebenarnya permasalahan mertua perempuan dan mantu laki-lakinya sangat jarang. Yang banyak terjadi, ya mertua perempuan dengan mantu perempuannya.
Seorang kawan, yang bisa dikatakan belum lama menjalani pernikahan, juga mengeluhkan soal tingkah ibu mertua yang berbeda 180 derajat dari pertama dia mengenalnya ketika masa pacaran dulu.
Mertuanya bukan hanya ikut campur terlalu banyak dengan urusan keluarga kecilnya namun juga membebani dari sisi keuangan keluarga. Selain menanggung ibu mertua, mereka juga mengurusi keperluan adik ipar yang sebenarnya juga sudah menikah.
Ketika kemudian memiliki anak, dikira permasalahan dengan ibu mertua diperkirakan sedikit mereda. Ternyata malam tambah runyam.
Kali ini ibu mertua ikut campur terlalu banyak sampai urusan detail pengasuhan anak. Ini tentu saja makin membuat menantu perempuan stress. Padahal banyak hal dalam pengasuhan anak yang barangkali sudah berbeda ketika sang mertua mengasuh anaknya dulu. Sebut saja soal asi eksklusif yang saat ini ditetapkan 6 bulan.
Menjalin hubungan harmonis dengan mertua tentu bukan urusan gampang. Khususnya bagi pasangan baru menikah. Perlu adaptasi sekian lama terlebih dahulu.
Sebenarnya bukan hanya pasangan baru. Pasangan lama-pun kadang-kadang mengalami ketidaksesuaian. Apalagi bagi mereka yang tinggal serumah dengan orang tua/mertua.Pasti ada saja gesekan-gesekan dan tak semulus jalan tol.
Namun demikian, apapun keadaannya, hubungan menantu-mertua harus terus diupayakan membaik dan mencari solusi, apalagi hubungan yang akan dirajut bisa dikatakan sebagai komitmen seumur hidup. Dengan asumsi tak terjadi kasus seperti perceraian.
Suami Istri Wajib Kompak
Kawan lain yang tinggal serumah dengan mertuanya mengeluhkan mertuanya yang menurutnya kurang bersyukur. Padahal sebagai ibu bekerja, dia sudah membantu juga ekonomi dalam rumah tangga. Kemudian pulang kerja hampir tak pernah dengan tangan kosong. Karena ada saja oleh-oleh yang dibawa buat seluruh anggota keluarga termasuk ibu mertuanya. Menurutnya urusan anak semata wayang mereka juga tak pernah diabaikan walaupun harus dibantu baby sitter karena dia bekerja.
Hubungan perkawinan kawan ini, cuma bertahan sekitar 2 tahun saja. Dia menyerah dengan mengajukan cerai karena tak tahan lagi dengan ribetnya hubungan dengan suami yang pro ibunya dan tentu ibu mertuanya yang dianggapnya ikut campur terlalu banyak.
Hubungan  dengan mertua dan keluarga besar pasangan memang pekerjaan seumur hidup.harus diupayakan harmonis. Buat yang sudah merasakan tentu sudah pula merasakan berbagai suka dukanya.
Namun terkait hubungan dengan mertua menantu yang harus digarisbawahi sebenarnya perlunya kekompakan pasangan suami-istri dalam menghadapi apapun, termasuk adanya pihak lain yang ikut campur urusan keluarga kecil.
Suami misalnya harus menjadi penengah (mediator) apabila ada pertengkaran antara istri dan orang tua. Sedapat mungkin berbicara kepada kedua belah pihak dan menjadi mediator. Istripun dituntut bijak dan tidak buru-buru menyalahkan ibu mertua bila ada yang mengganjal di hati.Bicarakan dengan suami bila hati sudah lebih tenang.
Intinya suami istri harus kompak dan satu suara dalam menghadapi permasalahan yang terjadi Hadapi bersama pasangan segala permasalahan yang terjadi.
Anggap hal ini bukan hanya masalah istri-ibu kandung tapi adalah masalah bersama dalam keluarga inti. Sehingga diharapkan akan menemukan solusi dan tak sampai ke tahap perceraian. Jangan lupakah juga satu hal prinsip, mertua posisinya sama saja dengan orang tua. Harus disayangi dan dihormati, apapun yang terjadi.# Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI