Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Peringkat Kelas Jelek, Haruskah Anak Les Tambahan?

27 Desember 2022   13:21 Diperbarui: 28 Desember 2022   04:07 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika peringkat kelas jelek, misalnya lima besar terbawah. Haruskah anak mendapat les tambahan secara intensif?

Hari-hari ini beberapa sekolah telah membagikan rapor siswa. Pembagian rapor di berbagai daerah rupa-rupanya tak seragam waktunya. Mungkin menyesuaikan kebijakan sekolah masing-masing.

Seorang teman bercerita baru saja mengambil rapor anaknya beberapa hari lalu. Yang membuat dia terkejut, anaknya yang duduk di bangku SMP, mendapat peringkat 3 besar terakhir dari 22 siswa di kelas tersebut. Walaupun tuntas, nilai C tampak bertaburan di rapor anaknya.Hanya beberapa saja yang nilainya B.  

Sebenarnya respon teman saya tersebut biasa-biasa saja. Barangkali dia juga tak berharap anaknya mendapatkan peringkat bagus-bagus amat. Namun 3 besar terbawah cukup membuat kagetlah. Apalagi dengan cara respon wali kelas anaknya terhadap peringkat anaknya tersebut.

Gurunya langsung memberikan usul untuk sang anak agar semester depan bisa les privat. Bisa di luar (bimbel), bisa juga kepada guru di sekolah. Bahkan sang guru, mengusulkan seminggu 3 kali.

Yang mebuat teman saya bingung, selama ini anaknya sudah sekolah hampir full day. Kemudian waktu senggang sudah diisi dengan ikut kegiatan sekolah sepakbola informal dan tentu, seperti anak-anak umumnya di daerahnya, anaknya juga rutin belajar membaca al Quran. Kalau les tambahan sampai 3 minggu sekali, artinya akan ada yang dikorbankan  

Sang anak juga merasa keberatan karena merasa sudah full belajar di sekolah dan harus les tambahan seminggu 3 kali lagi. Kemudian juga sudah mengeluh kalau kemungkinan tak ada lagi waktu senggangnya sehari-hari.

Manfaat Les Privat

Mungkin banyak dari kita sudah mengetahui, les privat tentu saja banyak manfaatnya. Misalnya, bila di kelas, guru berinteraksi dengan banyak siswa, dalam les privat, guru akan berinteraksi dengan 1 atau beberapa siswa saja. Dan ini tentu akan membuat lebih fokus.

Siswa atau murid juga akan lebih mudah bertanya bila memang ada yang tidak dimengertinya.

Seperti dikutip dari kompas.com, keuntungan anak les privat di rumah juga orang tua bisa mengawasi anak ketika belajar di rumah.

Namun menurut artikel ini, les privat akan optimal hasilnya bila didukung oleh oleh guru atau tenaga pengajar yang tepat. Tentu yang harus dicari adalah guru les privat yang sesuai dengan kompetensinya. Misalnya bila anak ingin les privat fisika,pastikan gurunya memang fokus kompetensinya di bidang fisika.

ilustrasi les privat (foto : les privat jogja)
ilustrasi les privat (foto : les privat jogja)

Kemudian, artikel ini juga mengupas soal guru privat yang seharusnya menyesuaikan dengan cara belajar anak. Tentunya bila ingin tercapai kesuksesan dalam les privat alias les tambahan ini.

Haruskah Anak Peringkat Jelek  di kelas Les Tambahan?

Seperti pernah saya tulis beberapa waktu lalu, peringkat anak saat ini sebenarnya belum tentu berpengaruh ke kehidupan anak di masa mendatang. Apalagi masa depan anak-anak masih sangat panjang. Nilai juga tak selalu mencerminkan pemahaman anak seutuhnya. Bisa saja anak tak mampu menterjemahkan pemahamannya dalam soal ujian.Selengkapnya artikelnya disini.

Namun demikian, bila orang tua merasa anaknya sudah sangat ketinggalan dengan teman sekelasnya, kemudian anaknya ada keinginan untuk belajar lebih banyak lagi juga tak ada salahnya dicoba juga. Sebaiknya orang tua juga tak perlu memaksakan berlebihan ke anak, bila memang anaknya kurang ingin les privat seperti kasus anak teman saya diatas.

Pada akhirnya orang tua harus memahami, banyak cara meningkatkan skill atau kemampuan anak. Dan anak tak harus pandai di bidang akademik saja. Masih banyak kecerdasan anak yang bisa digali. Kalau gurunya tak mampu melihat hal tersebut, orang tua-lah yang harus punya perspektif, untuk percaya anak punya banyak sisi cerdas, di luar akademiknya.

Sebagai orang tua, tentu menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Dan yang terpenting dari semua juga tak melupakan faktor doa, agar anak-anak mendapatkan masa depan terbaik mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun