Seberang masjid adalah sungai kuin yang sampai sekarang masih aktif digunakan warga dengan aktivitas sungainya. Tak heran, kita dengan mudah akan menyaksikan, perahu klotok atau perahu bermotor berlalu lalang.
Masjid Sultan Suriansyah sebagai cagar budaya juga acap kali dikunjungi para wisatawan. Biasanya mereka yang melewati jalur sungai, usai mengunjungi pasar terapung di muara kuin pada pagi harinya, dan mampir mengunjungi juga situs sejarah ini.
Makam Sultan Suriansyah dan Para Raja Banjar
Cagar budaya kedua di Kuin Utara masih berdekatan dengan lokasi masjid. Â Letaknya sekitar 500 meter saja. Makam ini hampir selalu penuh dengan peziarah dengan macam-macam niat. Ada yang sekedar berniat belajars ejarah, ada yang ingin mendoakan saja bahkan mungkin ada yang datang dengan niat lainnya. Tentu tak jadi masalah.
Memasuki makam ini, di dekat makam, seperti tempat makam pada umumnya, banyak orang berjualan bunga buat pemakaman.
Kami yang memakai motor saja dengan mudah parkir di dalam komplek makam. Ketika kami datang, pengunjung masih sangat banyak, mungkin karena hari libur. Padahal sudah waktunya sholat zuhur dan matahari sudah meninggi.
Komplek makam ini sangat terpelihara. Disini tak hanya makam Sultan Suriansyah tapi juga ada makam ratu disebelahnya. Beberapa makam lain adalah makam keluarga dan makam para raja Banjar selajutnya.
Museum Sultan Suriansyah
Meskipun kecil, museum ini menyimpan sejarah berharga kerajaan Banjar khususnya sultan Suriansyah, raja Banjar pertama yang memeluk Islam. Sayangnya keamanan museum ini dianggap kurang sehingga sempat ada berita kehilangan dan di bobol maling. Kabarnya waktu itu yang hilang adalah lukisan raja Banjar, keris hingga tombak..
Memang tak ada penjaga atau satpam di depan museum ini. Guide yang menjelaskan juga tak terlihat. Pengunjung bisa masuk sesukanya. Tentu kalau orang dengan niat jahat kan bahaya.