Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur, social worker, suka baca, bersih2 rumah dan jalan pagi --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Desa Wisata, Bangkitkan Pariwisata Indonesia

8 November 2022   06:00 Diperbarui: 8 November 2022   07:24 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upaya membangkitkan pariwisata Indonesia yang sempat terpuruk selama pandemi lalu, memang perlu berbagai upaya. Salah satunya melalui pengembangan desa wisata di Indonesia.

Pernahkah kalian mengunjungi sebuah desa? Sebuah desa yang barangkali sepi, jauh dari keramaian bahkan jauh dari pembangunan? Desa-desa seperti ini mungkin sangat  banyak di Indonesia?

Letaknya yang sedemian jauh dari ibukota Provinsi apalagi ibukota negara membuat desa ini sedemian tertinggal. Bahkan barangkali, bila anak mudanya ingin melanjutkan sekolah, mereka harus mau hijrah dari desa tersebut. Merantau ke tempat yang lebih maju.

Inilah mengapa ketika ada ide pengembangan sebuah desa menjadi desa wisata, tentu ide ini tidak main-main. Langkah ini bukan hanya akan memajukan desa tersebut, tetapi juga yang lebih penting akan meningkatkan perekonomomian desa.

Penetapan desa wisata sendiri tentu tak sederhana. Beberapa kriteria seperti ekosistem pariwisata, sumber daya manusia (SDM) sampai infrastruktur yang baik menjadi syarat. Tentu agar desa wisata  tersebut menjadi desa wisata ramah berkendara.

Infrastuktur tentu bisa dilakukan, asalkan tersedia pendanaan yang cukup. Demikian pula dengan ekosistem pariwisata yang mungkin sudah ada sejak lama tapi tak kunjung dikembangkan.

Namun urusan pengembangan SDM bukan perkara mudah. Perlu campur tangan banyak pihak didalamnya. Misalnya melakukan banyak pelatihan sehingga SDM lokal tersebut bukan hanya berdaya secara ekonomi tetapi mungkin siap secara mental ketika desa-nya menjadi " terkenal" dan dikenal secara luas.

Upaya Adira Finance mewujudkan desa wisata ramah berkendara

Pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif inilah yang mendorong PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk. (Adira Finance) bersinergi dan berkolaborasi bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) dalam Festival Kreatif Lokal (FKL) 2022.

FKL 2022 sendiri sebenarnya  merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Adira Finance fokus terhadap pengembangan pariwisata, budaya, kearifan lokal, dan pemberdayaan UMKM di Indonesia.

2022, merupakan tahun ke-3 FKL diadakan dengan program kegiatan literasi dan pendampingan UMKM bertajuk Desa Wisata Kreatif dan Jelajah Desa Wisata Ramah Berkendara serta Festival Pasar Rakyat (FPR) itu sendiri.

Melalui FPR diharapkan kampanye gerakan sosial  untuk menjadikan pasar rakyat di Desa Wisata menjadi ruang publik kreatif bisa diwujudkan.

Bukan hanya pertunjukan dan kesenian tradisional yang hadir dalam FPR, yang lebih menarik lagi, Adira juga mengadakan edukasi keuangan pada setiap FPR-nya. Tujuannya agar pedagang pasar dan UMKM bisa berkembang secara finansial juga. Ujung-ujugnya tentu harapannya, perekonomian desa tersebut akan meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun