Prosesnya sendiri pada dasarnya cukup mudah saja.tentu buat kita-kita yang akrab dengan smartphone dan teknologi digital.
Namun bagi para pensiunan tentu sangat sulit. Prosesnya dimulai dengan memasukkan nomer kartu pensiun  kemudian terjadi proses pencocokan wajah. Lanjut dengan berbagai gerakan seperti menganggukkan kepala, mengelengkan kepala dan mengedipkan mata. Dari berbagai gerakan inilah bisa dilakukan identifikasi tersebut.
Proses pencocokan wajah yang tersulit diantara semuanya. Karena tergantung pada cara memegang smartphone sehingga pas dengan foto wajah yang masuk dalam sebuah kotak di aplikasi tersebut.
Mengarahkan kamera smartphone pada wajah sejatinya sama dengan selfie (self potrait) . tetapi otentifikasi ditambah dengan berbeagai petunjuk yang seperti yang saya sebutkan diatas.
Oh iya,mungkin ada yang bertanya, kalau tidak otentikasi memangnya kenapa? Jawabnya simpel. Gaji bulanan alias dana pensiun bulanan nggak akan masuk ke rekening pensiun PNS !.Â
Karena bank tidak bisa mengindentifikasi apakah yang bersangkutan masih hidup atau tidak. Inilah mengapa proses otentikasi sangat penting bagi para pensiunan, juga bagi bank. Prosesnya harus dilakukan sebulan sekali, sebelum mengambil uang ke teller maupun ke ATM.
DIGITALISASI PENSIUNAN Â
 Digitalisasi memang marak dimana-mana.termasuk di dunia perbankan. Tidak terkecuali untuk para pensiunan ini.
Namun tampaknya, digitalisasi pensiunan ini terkesan dipaksakan saja. Entah mengikuti tren layanan perbankan lainnya yang serba digital atau memang suatu kebutuhan.
Yang jelas seperti diceritakan diatas, sangat sulit bagi para pensiunan untuk beradapatasi dengan proses semacam otentikasi ini.
Jangankan otentikasi menggunakan smartphone, untuk sekedar mengambil uang di ATM saja, mungkin bisa dihitung,berapa persen saja pensiunan yang bisa mandiri melakukannya tanpa dibantu anak/keluarga atau oleh satpam bank. Seharusnya ini menjadi pertimbangan berharga buat bank untuk pelayanan para pensiunan ini. #
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H