Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Komunikasi Seperti Apa yang Paling Tepat dengan Teman Lama?

1 Agustus 2022   17:57 Diperbarui: 1 Agustus 2022   23:32 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua dari kita barangkali memiliki teman dan sahabat masa lalu. Sekarang komunikasi terhubung  kembali dengan sangat mudah, baik melalui media sosial atau grup WhatsApp (WA).

Saya sendiri memiliki sangat banyak grup teman lama. Mulai grup alumni sekolah SD sampai kuliah, grup organisasi zaman kuliah dulu, grup teman dekat saat kuliah, grup saat ngekos kuliah, grup kerjaan lama dan banyak grup lain, hehe.

Saking banyaknya, sampai saya arsipkan saja dan hanya dibaca ketika senggang dan tidak melulu ada notifikasi.

Jujur, tak semua grup sebenarnya saya "butuhkan". Namun ada perasaan tak enak kalau left grup WA. 

Tipe grup WA ini juga macam-macam. Ada yang grupnya sunyi senyap seperti grup SD dan SMA.

Grup SD misalnya, hanya ramai ketika ada alumni yang baru gabung saja, ada undangan apa sampai ada kabar duka. Sedangkan grup SMA terkadang ramainya hanya pas saat ada yang ulang tahun atau ada yang naik pangkat saja, hehe.

Grup yang hampir selalu ramai adalah grup teman SMP. Untungnya grup ini isinya teman sekelas saja. Dan dulu memang selalu sekelas dari kelas 1 sampai kelas 3, jadi masih lumayan bisa ingat wajah anggota grup, walaupun beberapa versi wajah zaman SMP.

Grup ini ramai karena memang ada beberapa penggeraknya, sekitar 6 orang. 

Mereka rajin menyapa teman-teman, mulai berbagi cerita masa lalu, pamer sarapan pagi hingga seperti biasa, kabar suka dan duka, yang biasa mendapat respon banyak dari anggota grup lain. Di grup ini juga penuh stiker spam.

Grup teman dekat kuliah lain lagi. Karena cuma sedikit anggotanya, komunikasi juga nggak selalu ada. Kadang ada satu orang menyapa, mungkin yang lain sibuk sehingga chat tidak terjawab selama berhari-hari padahal mungkin sudah terbaca. Mau left grup juga mungkin merasa nggak enak, apalagi di masa lalu mereka teman-teman baik. Mereka bagian dari masa lalu yang tentu harus kita jaga silaturahminya, kan?

Tips Komunikasi dengan Teman Lama

Secara umum, teman lama ini dibagi 2 kategori versi saya. Yakni teman offline, yang tentunya hingga saat ini masih sering bertemu. Karena masih satu kota tinggal atau kota yang sering kita kunjungi.

Tipe kedua, teman lama online. Artinya ya teman lama dan pernah kita kenal baik namun kini sebatas teman di medsos dan teman di grup. Anggap saja batasannya sudah sepuluh tahun ke atas tidak pernah ketemu lagi.

Biasanya kategori terakhir ini teman lama saat sekolah atau kuliah atau di pekerjaan pertama dulu. Jumlahnya juga tak sedikit.

ilustrasi kekompakan teman masa lalu (foto:grid.id) 
ilustrasi kekompakan teman masa lalu (foto:grid.id) 

Kadang teman online ini juga ada waktunya mengadakan reunian, atau buka puasa bersama ketika belum pandemi dulu. Namun secara umum, mereka teman yang sangat jarang ditemui.

Komunikasi dengan kedua golongan ini tentu saja berbeda. Golongan pertama bisa jadi lebih intens dan "isu kekinian" tentang mereka pun biasanya selalu update.

Sedangkan teman golongan kedua, kabar tentang mereka hanya kita temui di medsos atau di grup. Karena memang tak pernah bertemu lagi dalam jangka waktu yang lama sekali.

Namun secara umum, ada beberapa cara dalam berkomunikasi dengan teman lama, khususnya teman lama yang hanya kita jumpai secara online saja.

Tetap menyapa dan jangan sombong

Lebih baik menyapa lebih dahulu. Kalaupun mereka banyak lupanya dengan kita, ya selanjutnya ada baiknya tidak usah diperpanjang percakapan. Di sisi lain bila kita disapa teman lama, usahakan ramah dan jangan sampai dianggap sombong.

Hindari hubungan hutang piutang

Pernah ada kejadian seorang teman SMA yang tak pernah ketemu lagi menghubungi dan berniat meminjam uang. 

Dia "mengarang" suatu cerita yang menimpa dia, entah benar atau tidak. Yang jelas, beberapa hari kemudian baru ketahuan bahwa dia menghubungi hampir satu kelas di SMA dulu dengan cerita yang sama.

Dua di antara kami meminjamkan dana dalam jumlah besar. Tentu, setelah itu orangnya menghilang dari lingkaran pertemanan.

Jangan memandang pangkat dan kekayaan

Walau faktanya setiap orang ---tahu sama tahu---pangkat, jabatan, pekerjaan sekarang bahkan mungkin kekayaan, tapi sebaiknya itu tak perlu dibesar-besarkan. Cukup mengenang pertemanan dulu ketika kita belum jadi siapa-siapa. Lebih menarik tentunya.  

Membicarakan topik yang berhubungan ketika masih berteman  

Tema ini tetap menarik sepanjang masa. Tentu pastikan yang dibicarakan memang diketahui kedua belah pihak dan sedapat mungkin memang berkesan.

Jangan telalu banyak kepo

Terlalu ingin tahu soal teman lama dengan berlebihan tentu tak baik. 

10 tahun tak bertemu mungkin tiap orang punya perkembangan masing-masing. Jangan terlalu kagum dan jangan pula underestimate dengan hanya melihat kondisi teman di media sosial.

Akhirnya, menurut saya, sesibuk apapun, jangan lupakan teman lama. Bagaimanapun mereka pernah ada dalam kehidupan kita. Bahkan bisa jadi pernah merintis beberapa hal bersama di masa lalu. Jangan lupakan mereka sesibuk apapun.  

Btw, bagaimana kalian memperlakukan teman lama?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun